"Blog Ini Berisi Geografi Fisik, Geografi Manusia, Geografi Teknik dan Cerita Pendidikan".

Kajian Terhadap Hewan Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)



A. DESKRIPSI

     Lutung Jawa adalah salah satu jenis lutung asli (endemik) Indonesia. Sebagaimana spesies lutung lainnya, lutung Jawa yang bisa disebut juga lutung budeng mempunyai ukuran tubuh yang kecil, sekitar 55 cm, dengan ekor yang panjangnya mencapai 80 cm.
       Lutung Jawa atau lutung budeng terdiri atas dua subspesies yaitu Trachypithecus auratus auratus dan Trachypithecus auratus mauritius. Subspesies Trachypithecus auratus auratus (Spangled Langur Ebony) bisa didapati di Jawa Timur, Bali, Lombok, Palau Sempu dan Nusa Barung. Sedangkan subspesies yang kedua, Trachypithecus auratus mauritius (Jawa Barat Ebony Langur) dijumpai terbatas di Jawa Barat dan Banten.
       Lutung Jawa atau lutung budeng dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Javan Lutung, Ebony Leaf Monkey, Javan Langur. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin) lutung ini dikenal sebagaiTrachypithecus auratus yang mempunyai beberapa nama sinonim seperti Trachypithecus kohlbruggei (Sody, 1931), Trachypithecus maurus (Horsfield, 1823), Trachypithecus pyrrhus (Horsfield, 1823), Trachypithecus sondaicus (Robinson & Kloss, 1919), dan Trachypithecus stresemanni Pocock, 1934.
       Bulu lutung Jawa (Trachypithecus auratus) berwarna hitam dan lutung betina memiliki bulu berwana keperakan di sekitar kelaminnya. Lutung Jawa (lutung budeng) muda memiliki bulu yang berwarna oranye. Untuk subspesies Trachypithecus auratus auratus (Spangled Langur Ebony) meliki ras yang mempunyai bulu seperti lutung Jawa muda dengan warna bulu yang oranye sedikit gelap dengan ujung kuning.
       Lutung Jawa hidup secara berkelompok. Tiap kelompok terdiri sekitar 7 – 20 ekor lutung dengan seekor jantan sebagai pemimpin kelompok dan beberapa lutung betina dewasa. Lutung betina hanya melahirkan satu anak dalam setiap masa kehamilan. Beberapa induk betina dalam satu kelompok akan saling membantu dalam mengasuh anaknya, namun sering kali bersifat agresif terhadap induk dari kelompok lain.
       Lutung Jawa (lutung betung) merupakan satwa diurnal yang lebih banyak aktif di siang hari terutama di atas pohon. Makanan kegemaran satwa ini antara lain dedaunan, beberapa jenis buah-buahan dan bunga. Terkadang binatang ini juga memakan serangga dan kulit kayu.

Morfologi, Anatomi dan Fisiologi
       Secara umum, ciri-ciri morfologi pada Lutung dewasa ditandai dengan rambut penutup berwarna hitam sampai hitam keperakan. Bagian atas tubuh dari Lutung berwarna kelabu kecoklat-coklatan gelap sampai kehitam-hitaman, dengan masing-masing rambut putih di ujungnya, memberikan warna kilap perak pada mantel kulit. Rambut-rambut pada kaki bawah dan punggung paha adalah kelabu dan kaki dapat berwarna keperak-perakan daripada punggung. Perut dan bagian sebelah dalam dari paha kelabu pucat. Tangan dan kaki berwarna hitam. Daerah muka yang tidak berambut berwarna hitam. Pada beberapa individu dapat mempunyai moncong yang berwarna putih, tidak terdapat cincin yang mengelilingi mata. Cambang keputih-putihan dan cukup panjang, hampir menutupi telinga, jambul rapih dan tinggi, sangat jelas pada jantan dewasa. Lutung Jawa jantan dan betina memiliki perbedaan yang terletak pada bagian “pelvik” (selangkangan), yang mana pada betina berwarna putih pucat, sedangkan jantan berwarna hitam.
       Lutung Jawa mempunyai keistimewaan yaitu, perutnya besar dan menggantung kebawah. Ini karena jenis makanannya yang terdiri dari daun-daunan, pucuk daun serta tidak mempunyai kantung makanan pipi. Jantan dewasa pemimpin kelompok mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih besar daripada betina dewasa tapi kadang-kadang juga tidak. Gigi taring jantan dewasa lebih keras dan tajam, serta gigi geraham yang besar yang sudah terspesialisasi untuk pemakan daun.
       Lutung memiliki anatomi tubuh dengan susunan tulang pada tubuhnya yang panjang dan lebar. Lutung meiliki kelenjar air ludah yang besar dan saluran pencernaan yang kompleks. Trachypithecus auratus sondaicus sama seperti jenis-jenis lainnya yang termasuk Colobinae, yaitu memiliki ciri khas pada struktur lambung yang kompleks dan merupakan bentuk dasar pemisahan taksonomis.

Pergerakan
       Pergerakan primata secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 macam gerak dasar, yaitu:
1. Vertical clinging and leaping, yaitu gerakan melompat dari pohon ke pohon dan melompat dari atas ke  bawah. Pergerakan ini sering dilakukan oleh genus avahi, indri, tarsier, dan lepilemur.
2. Quadropedalism, yaitu gerakan dengan berlari cepat dan perlahan, memanjat dan melompat. Pergerakan ini dilakukan oleh leur, cebus, macaca, mandriil, baboons, dan lain-lain.
3. Ape locomotion, yaitu gerakan yang menggunakan kedua tangannya untuk menggelantung sehingga kedua kakinya menjadi bebas tergantung. Sering dilakukan oleh gibbon, siamang, orangutan, simpanse, gorilla.
4. Bipedalism, yaitu gerakan yang menggunakan kedua kakinya dan sering dilakukan oleh manusia, seperti berdiri, melangkah dan berlari.

Tingkah Laku Makan dan Makanan

       Lutung merupakan pemakan daun. Sebagai makanan pokok, daun pun mempunyai keuntungan dan kerugian sekaligus. Daun terdapat berlimpah-limpah, tetapi tidak mengandung gizi banyak. Untuk mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dari daun, Lutung telah mengembangkan beberapa system pencernaan khusus, termasuk lambungnya yang mampu membesar. Untuk mempertahankan hidupnya, Lutung harus makan dedaunan dengan jumlah banyak. Sehingga setelah makan kenyang, berat makanan dan lambungnya yang besar itu mencapai seperempat dari berat badan keseluruhannya bahkan lebih.
       Makan dapat dimulai begitu bangun tidur hingga tidur kembali, biasanya diselingi dengan eksresi. Cara mengambil makanan biasanya dilakukan dengan dipetik oleh tangan atau langsung oleh mulut. Lutung Jawa cenderung mengarah pada hewan semi-Ruminansia yang memakan makanan dengan kadar selulosa tinggi, daun yang dimakan ada yang dimakan seluruhnya, ada yang sebagian saja. Dan sudah menjadi kebiasaan bahwa Lutung Jawa akan menjatuhkan setidaknya separuh dari makanannya ke lantai hutan.
       Pada kebanyakan primata dan Lutung Jawa terdapat 3 alasan mengapa primata dan juga Lutung Jawa “senang” berganti-ganti pilihan makanannya (Richard, 1985), yaitu:
1. Kandungan nutrisi yang terkandung didalamnya.
2. Kebutuhan akan jumlah dan jenis kandungan gizi yang berbeda-beda pada setiap Primata dan juga Lutung Jawa serta konsekuensinya bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.
3. Kemampuan tiap jenis Primata dan juga Lutung Jawa yang berbeda-beda dalam mengolah makanannya.

Klasifikasi
       Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) adalah satwa diurnal dan arboreal. Satwa ini dapat melompat dari satu cabang ke cabang yang lain pada pohon-pohon yang sangat tinggi jarak lompatan mencapai 3 meter (Rowe, 1996)
       Klasifikasi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) menurut (Napier and Napier, 1967) ialah sebagai berikut :
Kingdom              : Animal
Phylum                 : Chordata
Subphylum         : Vertebrata
Claas                      : Mamalia
Sub class              : Theria
Ordo                      : Primata
Sub ordo              : Anthropoidea
Famili                    : Cercopithecidea
Sub famili            : Colobinea
Genus                   : Trachypithecus
Species : Trachypithecus auratus              
       Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) memeiliki makanan alami seperti daun-daunan dan buah-buah hutan yang merupakan makanan ideal bagi satwa yang hidup di hutan. Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) memiliki lambung yang kompleks serta mengandung bakteri untuk menguraikan daun dan menetralisir racun (Vermeulen, 2001).
       Habitat
       Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) adalah hewan diurnal dan arboreal. Satwa ini melompat dari satu cabang pohon menuju pohon lain yang sangat tinggi dan jarak lompatnya mencapai 3 meter (Rowe, 1996).  Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) hidup dihutan dataran rendah hingga dataran tinggi, baik dihutan primer maupun sekunder. Mereka juga mendiami daerah perkebunan dan hutan bakau (Supriyatna dan Wahyono, 2000).
Status
       Akibat pengurangan habitat untuk berbagai keperluan manusia, maka semenjak tanggal 22 September 1999, Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) telah dilindungi undang-undang, berdasarkan SK. Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 773/Kpts-II/1999. Menurut CITES, Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) termasuk dalam kategori Appendix II (Satwa yang tidak boleh di perdagangkan karena keberadaannya terancam punah) dan pada tahun 1996 oleh IUCN diketegorikan sebagai primate yang rentan (vulnerable) terhadap gangguan habitat karena terus terdesak oleh kepentingan manusia (Supriatna dan Edy, 2000).
Perilaku Sosial
       Menurut Seoratmo (1979) dalam Tim penelitian (2003) mengatakan bahwa perilaku bintang secara umum dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu perilaku sosial binatang dalam spesies yang sama (intraspecific relationship). Kedua jenis perilaku sosial tersebut dapat terjadi pada kelompok binatang karena terdapat bentuk-bentuk komunikasi diantara anggota kelompok.
       Primata mempunyai perilaku yang lengkap yang berfungsi dalam berkomunikasi dan berintegtrasi dengan anggota kelompoknya. Perilaku tersebut berkembang terus disebabkan status hewan sosialnya. (Rowe, 1996).
       Satwa ini hidup bersama dalam kelompok sosial yang terorganisasi baik. Besarnya kalompok tergantung sepenuhnya pada persediaan makanan disuatu daerah tertentu. Jika persediaan tidak mampu menunjang semua anggotanya, beberapa kelompok kecil memisahkan diri dan pindah. Dan primata yang jantan biasanya sebagai pemimpin dalam kelompoknya baik dalam mencari makanan maupun sebagai pemimpin keamanan bagi kelompoknya.
      Perilaku sosial dari Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) meliputi perilaku kominikasi,  perilaku sosial, peilaku bermain dan perilaku perawatan.
Perilaku Komunikasi
       Dari hasil pengamatan bahwa banyak primata yang berkomunikasi   satu sama lain melalui suara voca ldan ekspresi muka yang diubah-ubah. Ekspresi tersebut sering diiringi dengan mengecap-ecapkan bibirnya. Komunikasi tanda bahaya atau kesediaan maupun untuk mengumpulkan anggota kelompok yang terpencar biasanya dengan berteriak, menjerit, mencicit, berbisik, mendengkur, menggeram dan kalau marah mengeluarkan taring-taringnya. Sikap dan postur tubuh juga menunjukan emosi atau tindakan sebagai tanda kepada yang lain misalnya tanda untuk lari, bertahan atau menyerang. (Tim penulis, 2003). Suara aeperti “Ghek-ghok-ghek-ghok”
(httmembers.tripod.comuakaritrachypithecus_ auratus.html).
Perilaku Seksual
       Spesies primata pada umumnya mencapai masa remaja (pubertas) atau kematangan sosial pada waktu yang berbeda-beda. Pada simpanse, Gorila dan Orangutan masa pubertas terjadi pada umur 8 - 10 tahun. Kera gibbon pada usia 7 tahun, sedangkan Babon dan kera Eropa lainnya pada umur 4 - 6 tahun. Ada yang hanya 14 bulan, seperti Mamozet. Primata betina pada umumnya menunjukan perubahan perilaku yang berkaitan dengan perubahan fisiologis selama masa estrus. Betina sering menunjukan ketanggapan atau kesediaan seks terhadap hewan jantan. Menurut Beach (1976) dalam Ambarwati (1999) bahwa ketanggapan seks (Reeptivitas) adalah kesediaan betina untuk mengadakan kopulasi. Sedangkan Proseptivitas (kesediaan seks) adalah semua perilaku yang dilakukan betina untuk memulai interaksi seks.
                Kopilasi biasa terjadi dengan posisi ventro-dorsa, yaitu primata jantan menaiki betina dari bagian punggung. Tetapi ada yang dilakukan dengan keadaan si betina tetap berdiri, berbaring ataupun meringkuk. Posisi-posisi tergantung pada spesiesnya dan keduanya mempertahankan posisinya sampai terjadi Intromisi. (Chalmers, 1979).
Perilaku Bermain

       Pada umumnya, perilaku bermain banyak dilakukan oleh Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) anak-anak. Bermain biasa dilakukan sendiri ataupun dengan individu lain.
Penggunaan Strata
       Sebagai satwa arboreal, Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) selalu berada di atas pohon dalam setiap aktivitasnya. Hal ini dilakukan jika keadaan strata tengah dan bawah tidak memungkinkan, walaupun sering dijumpai Lutung Jawa (Trachypihtecus auratus) turun ke tanah. Sebagai pertimbangan dalah pohon yang petensialdi habitatnya tumbang karena proses pelapukan atau terjadi penebangan sehingga untuk mencapai pohon berikutnya harus melewati tanah (Kurniatin, 2004).


B. LOKASI

       Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia (sebelah utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
       Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kawasan TN Baluran ditetapkan memiliki luas sebesar 25.000 Ha.
       Sesuai dengan peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yang terdiri dari:
zona inti seluas 12.000 Ha.
zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha).
zona pemanfaatan intensif dengan luas 800 Ha.
zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.

C. PERSEBARAN

       Para lutung Jawa ditemukan di pulau Jawa dan pulau-pulau kecil Bali dan Lombok, Indonesia (Weitzel dan Groves, 1985). Brandon-Jones (1995) menggambarkan sebuah subspesies baru mungkin dari Indocina. Di Cagar Alam Pangandaran, spesies ini hidup dalam kelompok kecil yang padat, di sisi timur taman, menghindari perkebunan jati (Watanabe et al., 1996). Namun, Kool (1986) menemukan bahwa dalam kelompok yang sama cadangan tinggal di hutan dataran rendah campuran pertumbuhan sekunder / Tectonia grandis, Swietenia macrophylla, dan perkebunan Acacia auriculiformis. 
       Para lutung Jawa ditemukan agak umum di Gunung. Prahu, Indonesia (Nijman dan van Balen, 1998). Spesies ini telah ditemukan terjadi di hutan primer dan sekunder, baik di pedalaman dan di tepi (Nijman dan van Balen, 1998;. Gurmaya et al, 1994). Di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa, spesies ini ditemukan di semua tingkat strata hutan kecuali tanah (Gurmaya et al.,1994).  Trachypithecus auratus auratus
•: The morph merah subspesies ini memiliki distribusi terbatas antara Blitar, Ijen, dan Pugeran, Jawa (Groves, 2001). Yang lebih umum adalah morph ditemukan di Jawa Timur, barat ke Gunung Ujungtebu (Brnadon-Jones, 1995). 
• Trachypithecus auratus mauritius: subspesies ini memiliki distribusi terbatas di Jawa Barat ke pantai utara dari Jakarta, pedalaman ke Bogor, Cisalak, dan Jasinga, barat daya ke Ujung Kulon, maka di sepanjang pantai selatan ke Cikaso atau Ciwangi (Groves, 2001). 

D. INTERAKSI
       Keberadaan lutung Jawa tentunya menimbulkan interaksi dengan beberapa material komponen  geografi seperti:
       Biosfer, Lutung Jawa adalah hewan herbivora dengan makanan pokok berupa daun. Didalam daun tidak mengandung gizi yang banyak sehingga Lutung selalu mencari daun sangat banyak. Kadang-kadang sering berpindah dari satu pohon kepohon yang lain. Untuk  mencari makanan Lutung memetik daun sebanyak-banyaknya. Separuh dari hasil petikannya akan dijatuhkan ke bawah sehingga akn menjadi kompos alami oleh lingkungan sekitar pohon. Sementara untuk Lutung Jawa sering melakukan ekskresi yang dapat membantu kesuburan tanah melalui pupuk kandangnya. Memang Interaksi antara vegetasi tidak selalu menguntungkan kadang-kadang lutung mematahkan cabang untuk arena bermainnya.
        Lutung sendiri mempunyai pemangsa tercatat elang merupakan pemangsa utamanya biasanya lutung akan mendeteksi keberadaan binatang lain untuk itu pohon dijadikan tempat pelindungnya walaupun terkadang gagal.
        Antroposfer, Lutung banyak dijadikan binatang perburuan karena tergolong primata yang eksotis apalagi anaknya banyak dipejual belikan di pasar burung pusat jalur pedagangan ini adalah Jalur Ngawi ke Timur. Lutung memang sering merusak tanaman petani karena perilaku lutung yang membutuhkan space besar untuk berpindah-pindah untuk itu sering dijadikan hama yang istimewa. Dilema petani yang banyak dirugikan tapi seringkali banyak yang ditembak ataupun diburu memakai anjing karena sangat merugikan. Habitat alami Lutung sekarang telah dijadikan lahan pertanian sehingga tidak salah kalu lutung serng menyerang tanaman pertanian.
       Jika dilihat pengaruhnya ke manusia, maka yang paling berbahaya adalah ketika mereka tidak bebas dari penyakit menular (Zoonosis). Beberapa penyakit menular yang berbahaya diantaranya Herpes, TBC, Hepatitis B, Scabies, Avian influenza, Rabies, Salmonellosis dan beberapa penyakit zoonosis lainnya. Keadaan tersebut membutuhkan monitoring dan pengendalian dengan cara pencegahan dan penanggulangan secara tepat dan cepat
       Karena status primata yang rentan terhadap kepunahan manusia berpikir untuk mengkonservasi agar tidak terjadi kepunahan. Hewan-hewan hasil dari perburuan liar akan direhabilitasi pada pusat penangkaran hewan.  Disini peran manusia yang melatih agar dapat kembali ke habitat asli dengan melakukan karantina terlebih dahulu.

E. MANFAAT
        Manfaat yang dapat diperoleh dari kajian terhadap lutung Jawa ini adalah diharapkan dapat :
Menambah informasi mengenai deskripsi, persebaran, interaksi, dan mengetahui manfaat-manfaat secara langsung yang dapat diperoleh.
Ikut membantu mensosialisasikan dalam upaya perlindungan spesies Trachypithecus auratus yang yang telah masuk kedalam daftar merah status VU (vulnerable) hewan yang rentan terhadap kepunahan.
Menginformasikan bahwa satwa monyet, kalau termasuk jenis yang liar, harus dikarantina lebih dulu setelah ditangkap. Pertimbangannya, penyakit yang ada pada kera ini sangat banyak. Kera yang habis ditangkap itu harus dikarantina dulu dan diberi vaksin, baru aman, Kita ketahui bahwa didalam perkembangan jenisnya satwa primata adlah paling dekat dengan manusia. Bila ada kera yang sakit untuk dipelihara ataupun dikonsumsi dagingnya semakin mudah untuk tertular penyakitnya. Seperti pada penyakit HIV yang menakutkan adalah penyakit yang berasal dari keluarga simpanse.
Ikut menolak perdagangan primata di dunia karena primata tidak layak untuk diperjual belikan secara bebas, diburu, dibunuh apalagi untuk dimakan dagingnya. Didalam data disebutkan Sebagian masyarakat percaya bahwa daging lutung bisa menyembuhkan penyakit sesak napas. Selain itu daging lutung juga menjadi makanan pelengkap untuk pesta minuman keras. Lutung itu ditangkap dari kawasan Taman Nasional Merubuteri, Alas Purwa, dan Baluran. Daging lutung sebagian besar dikirim ke Bali.
Untuk keperluan pariwisata, Lutung Jawa adalah jenis primata endemik Jawa yang tergolong primata yang eksotis. Untuk melihatnya dapat mengunjungi Kebun binatang, Suaka margasatwa, Taman nasional dan sebagainya. Juga di Jawa Barat ada kisah tentang Lutung Kasarung (artinya Lutung yang Tersesat) adalah cerita pantun yang mengisahkan legenda masyarakat Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet). Dalam perjalanannya di Bumi, sang lutung bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Lutung Kasarung adalah seekor mahkluk yang buruk rupa. Pada akhirnya ia berubah menjadi pangeran dan mengawini Purbasari, dan mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersama-sama.

F. PREDIKSI             

       Lutung Jawa telah dikategorikan kedalam primata yang rentan terhadap VU (vulnerable) karena perusakan habitat oleh akibat dari ulah manusia. Proses deforestasi dengan pembakaran hutan untuk kepentingan pertanian adalah ancaman yang paling utama. Ini tidak terjadi di satu tempat namun terjadi disemua habitat pada pulau Jawa yang mengancam spesies ini. . Sementara ini masih cukup banyak orang yang senang berburu Lutung untuk hobi maupun untuk dijual dan menemukan orang-orang yang menjual hewan. Biasanya ditemukan anak Lutung yang berwarna coklat, karena pemburu biasa menembak induknya dan mengambil sang anak. Tercatat didalam Indonesia Profauna bahwa banyak anak lutung Jawa diperjual belikan di pasar burung, antara lain Pasar Burung Pramuka Jakarta. Bratang Surabaya, Kupang Surabaya, Sukahaji Bandung dan Ngasem Yogyakarta. Lutung dijual seharga Rp 150.000 – 250.000 per ekor. Seringkali anak lutung itu juga dijual di depan mall, seperti di Bandung Indah Plaza. Lutung juga dijual dalam bentuk opsetan. Salah satu pemicu maraknya perdagangan satwa liar di Indonesia adalah lemahnya penegakan hukum yang melindungi satwa liar. Perdagangan satwa liar yang dilindungi undang-undang terjadi dengan terbuka di sejumlah tempat. Sangat mudah menemukan satwa langka dilindungi yang dijual di banyak pasar burung.
       Menurut Undang-Undang nomer 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, perdagangan dan kepemilikan satwa dilindungi adalah dilarang (pasal 21). Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat dikenakan pidana penjara 5 tahun dan denda maksimum Rp 100 juta (pasal 40). Dengan demikian perdagangan satwa liar yang dilindungi adalah sebuah tindakan kriminal.
       Perdagangan ilegal satwa liar akan sulit diberantas, ketika aparat penegak hukum justru terlibat dalam bisnis bernilai milyaran rupiah ini. Keberanian dan keseriusan polisi dan Departemen Kehutanan dalam melawan mafia perdagangan satwa liar menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghentikan perdagangan ilegal satwa liar yang dilindungi undang-undang.
       Apabila perusakan habitat lutung ini terus dilakukan maka lutung ini akan diambang kepunahan. Untuk itu perlu adanya upaya konservasi spesies endemik ini. Dengan melakukan; Perlindungan Area/lokasi misalnya seperti pada sistem Taman Nasional, Perlindungan sumber daya dan habitat, manajemen spesies konservasi secara intens, peninjauan sumber makanan pada habitat asli, razia perdagangan hewan ini di tempat-tempat seperti pasar burung dll,  proses edukasi dan peringatan melalui berbagai media ataupun media kreatif seperti didalam tokoh lutung jawa bahwa lutung tidak boleh diburu, penegakan hukum dan undang-undang tentang satwa.


Sumber

Lutung Jawa. (http://wawankebomapalipma.blogspot.com/) diakes tanggal 13 Oktober 2011

Maraknya Perburuan Lutung Jawa. (agastapuspa.files.wordpress.com/2011/04...) diakses tanggal 12 Oktober 2011

Mencegah Satwa Liar Punah. (http://mencegahsatwaliarpunah.blogspot.com/) diakses tanggal 15 Oktober 2011

Profauna Keliling Kota Mengajak Masyarakat Untuk Peduli Pelestarian Primata.  (http://www.profauna.org/content/id/primate_campaign/profauna_keliling_kota_mengajak_masyarakat_untuk_peduli_pelestarian_primata.html#top) diakses tanggal 11 Oktober 2011

Hari Kebebasan Lutung Jawa. (http://koranpdhi.com/buletin-edisi10/edisi10.htm) diakes tanggal 12 Oktober 2011

Lutung Kasarung. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Kasarung) diakses tanggal 16 Oktober 2011

Javan Langur. (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/classification/Trachypithecus_auratus html#Trachypithecus auratus) diakses tanggal 13 Oktober 2011

Javan Langur. (http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/...) diakses tanggal 12 Oktober 2011

Lutung Jawa (Trachypithecus auratus).

Javan Langur (Trachypithecus auratus). (http://www.theprimata.com/trachypithecus_auratus.html) diakses tanggal 10 Oktober 2011

Foto Lutung Jawa. (http://ocgaviation.com/vista.php?q=lutung-jawa) diakses tanggal 14 Oktober 2011

Range Map. (http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/22034/0/rangemap) diakses tanggal 14 Oktober 2011


By: Wisnu Sinartejo

Implikasi Bentuk Fisiografis Negara dan Contoh Negaranya


Gambar 01 Peta Indonesia

A. Pembagian negara dilihat dari bentuk fisiografisnya.
Bila dilihat dari bentuk negara dalam fisiografisnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu, bentuk yang kompak (contigous shape) dan tidak kompak (non-contigous shape). Bentuk kompak adalah negara yang jarak dari pusat ke wilayah pinggir memiliki jarak yang hampir sama dan negaranya menyatu tidak terpisah oleh negara lain yang berdekatan. Sedangkan negara yang tidak kompak (non-contigous shape)  adalah negara yang wilayahnya terpisah oleh daratan negara lain ataupun terpisah oleh perairan.  Untuk yang bentuk negara ini terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan), terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum marine).
Dalam bahasan selanjutnya adalah implikasinya terhadap iklim, strategi (geopolitik), pengelolaan negara, penentuan garis-garis batas secara langsung. Bentuk kompak negara dibagi menjadi 2 yaitu menbulat dan memanjang.

1)      Bentuk kompak yang membulat
Gambar 02 Peta Negara China

Contoh negaranya yaitu Cina, Rusia, Polandia, Jerman, dan sebagian besar negara Afrika.
a.       Iklim.
Dalam hal ini iklim mempunyai banyak klasifikasian yang bermancam-macam. Pastilah semua perbedaan ini mempunyai dasar sendiri. Contohnya pada pembagian iklim Matahari yang berdasarkan kondisi letak lintang suatu negara. Dengan bentuk kompak membulat dapat dianalisis bahwa segarusnya tidak ada perbedaan yang berarti anara wilyah satu dengan yang lain karena didalam suatu negara tersebut pasti berada pada zona tropis, sedang atau kutub. Namun ada pengecualian yang dapat mengusik persamaan didalam iklim ini. Yang pertama adalah letak suatu negara tersebut, artinya bila negara tersebut terletak diperbatasan zona iklim yang berbeda misalnya di 23,5 LU/LS dan 66,5 LU/LS maka akan terjadi perbedaan iklim. Dan Kedua, bila suatu negara mempunyai wilyah yang luas yang dapat mencakup dua wilayah iklim tersebut. Begitu menurut pembagian iklim secara besar. kalau pembagian iklim yang lainnya tetap bisa berpengaruh karena pada topografi yang ada di bumi pasti berbeda didalam suatu negara.
b.      Strategi (geopolitik).
Dengan bentuk yang kompak membulat dapat memungkikan suatu wilayah tersebut bersatu tanpa ada intervensi negara lain, karena pada dasarnya perbatasan dengan negara lain otomatis ada di tepi negara. Juga bila dianalisis antara jarak pusat ke wiyah yang pinggir  juga relatif sama.
Dilihat dari segi geografisnya negara yang memilki bentuk seperti ini punya kesamaan fisik yang sama contohnya, pada iklim, geomorfologis, geologis dsb. Perumusan suatu negara untuk mencapai suatu tujuan nasional dapat dilakukan dengan lebih mudah. Konsentrasinya cara pandang linkunganya terhadap negaranya bagi masyarakat  juga mudah kenampakan suatu wilayah relatif lebih lama.
c.       Pengelolaan negara.
Dengan bentuk yang seperti itu, Pengelolaan tentu lebih mudah. Perbedaan-perbedaan yang membentengi wujudnya minim. Pembuatan kebijakan yang menyangkut segi kehidupan bisa diatasi dengan relatif mudah dibandingnya bentuk lainya. Bila pengelolaan negara itu sukses pasti akan merembet pada tingkat kesejahteraan pun merata mudah untuk distribusian.  
d.      Penentuan batas-batas secara langsung.
Dengan bentuk yang membulat batas-batas negara fisik lebih banyak ada didaratan bila dilihat didaratan. Jadi penetuannya banyak didasarkan atas hukum batas daratan, disini akan banyak sekali memicu konflik dengan negara disebelahnya karena tidak ada batas secara tidak langsung (laut).

2)      Bentuk kompak yang memanjang vertikal
Gambar 03 Peta Negara Chile

Contoh dari negara ini adalah Argentina, Chile, Peru, Mexico, Portugal, Italia dan lainya.
a.       Iklim.
Memanjang vertikal adalah melintang dari utara dan selatan kemungkinan untuk perbedaan iklim sangat besar. Antara wilyah utara dan selatan bisa berbeda kalau dilihat dari iklim matahari. Variasi iklim sangat besar antara wilyah tengah, utara dan selatan bisa dikatakan berbeda.
b.      Strategi (geopolitik).
Dilihat dari peta negara yang memilki wilayah yang memanjang vertikal biasanaya dibatasi oleh pegunungan dengan wilyah negara lain. Oleh karena itu pengaruh fisiografis bentuk yang memanjang ini persebaran kotanya ada didataran rendah biasanya menajang di tepi pantainya. Namun kelemahannya bila negara berbentuk demikian apabila wilyah tengah lumpuh karena ada serangan, akses untuk wilayah utara dan selatan sangat terganggu.
c.       Pengelolaan negara.
Bila dilihat dari sistem distribusinya pasti akan sangat berpengaruh dimana wilyah yang paling selatan akan menepuh jarah yang jauh untuk ke wilyah paling utara, begitu pula sebaliknya. Negara yang memiliki wilayah ini sebaiknya menempatkan pusat administrasinya di wilyah tengah karena dapat mencakup pivot area dengan mudah.
d.      Penentuan batas-batas secara langsung.
Bila dikaji lewat peta seperti contoh negara Chile dan Argentina, penentuan batas secara fisik adalah di daratan yatitu dengan pegunungan. Sedangkan untuk yang berbatasan dengan laut negara dapat diuntungkan karena memilki laut yang luas. Apalagi suatu negara itu tidak mempunyai batas dengan negara lain di depannya . Negara tersebut dapat mengeksplorasi lebih jauh dengan menerapkan sistem ZEE.

3)      Bentuk memanjang yang horizontal.
Gambar 04 Peta Negara Mongolia

Contoh negara yang memanjang horizontal ini adalah Mongolia, Yaman dsb. Sedikit sekali negara yang memilki bentuk negara seperti ini.
a.       Iklim.
Dilihat dari bentuknya bila dikaitkan dengan pengklasifikasian iklim berdasarkan daerah lintangnya pasti untuk negara ini tidak banyak perbedaan antara satu dengan lainya. Kemungkinan iklim memilki kesamaan sangat tinggi. Kecuali wilayah tersebut sangat luas dalam arti masih memanjang dan wilayah negara tersebut ada di perbatasan garis lintang 22,5 dan 66,5 LU/LS.
b.      Strategi (geopolitik).
Secara kasar negara yang memilki bentuk demikian akan sama dengan memanjang yang vertikal. Namun terdapat sedikit perbedaan seperti dalam ketahanan nasional disisi lain wilayah yang homogen lebih jadi menguntungkan namun disisi lain kehomogenitas tidak selamanya menimbulkan berkah faktanya kebutuhan manusia itu sangat beragam. Sedangkan alam menyediakan hanya terbatas, untuk memenuhi kebutuhan lainya dibutuhkan kerja sama dengan luar negari untuk membantu memenuhi kebutuhan.
c.       Pengelolaan negara.
Secara umum untuk pengelolaan negara yang memanjang horizontal ini sama dengan memanjang vertikal. Inti daerah ini berada di tengah. Distribusi dalam hal manusia, barang, sumber daya, gagasan, tidak bisa seoptimal dengan bentuk negara yang kompak membulat sehingga dibutuhka alat transportasi yang cocok untuk mengatasi hal ini.
d.      Penentuan batas-batas secara langsung.
Hal yang penting dapat diperhatikan dengan bentuk ini pada hakikatnya sama lebih banyak didaratan. Pengawasan atas pemberian tanda-tanda yang berbatasan secara langsung di daratan perlu dikawal ketat karena memicu banyak konflik atas dasar yang berbeda. Bila mempunyai dasar-dasar yang berbeda akan sulit sekali diketemukan solusinya sehingga akan ditarik garis lurus untuk membagi dua wilyah tersebut. Coontohnya adalah negara-negara di Afrika kebnyakan garis batasnya lurus.


B.     Contoh Negara yang tidak kompak.
Bentuk yang tidak kompak (non-contigous shape)  negara yang wilayahnya terpisah oleh daratan negara lain ataupun terpisah oleh perairan.  Untuk yang bentuk negara ini terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan), terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum marine).
a.       Bentuk fragmental (kepulauan)
Adalah negara dengan wilayah negara yang terpecah-pecah antara pulau satu dengan lainya yang dibatasi oleh perairan disusun atas gugusan pulau-pulau. Contoh negara seperti ini adalah
Indonesia dengan negara kepulauan terbesar didunia, Filipina, Jepang, Selandia Baru, Papua nugini, Cuba, Madagaskar, dan negara-negara di samudera Pasifik.
b.       Bentuk terpecah
negara dengan wilayah negara yang terpecah-pecah. Contoh bentuk yang terpecah adalah Indonesia, Filipina, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan sebagainya
c.       Tersebar
Yaitu negara dengan wilayah negara tidak mengelompok, salah satu wilayah negaranya bisa berada jauh diatas batas negara itu sendiri. Biasanya negara yang mempunyai wilyah seperti ini adalah negara bekas penjajah jadi punya daerah kekuasaaan yang tersebar dimana-mana. Contoh negaranya adalah Inggris yang sejarahnya banyak sekali daerah jajahannya, Amerika memilki Kepulauan hawai, Denmark yang mepunyai Greenland didekat kutub utara, Spanyol, Prancis yang mempunyai Kaledonia baru , Portugal yang mempunyai kep.Azores dan lainya.
d.       Lingkar laut.
Yaitu negara yang wilyahnya dibatasi melingkar oleh laut. Jadi ditepi negaranya berupa laut adalah Indonesia, Selandia baru, Srilanka, Madagaskar, Jepang, Fiji Island, Solomon Island, Marshall Island, Mariana, Guam, Inggris, Kuba, Jaica, Haiti, Taiwan, Filipina, dan lainya.


Sumber Referensi :

Bambang Syaeful Hadi. 2009. Diktat Geografi Regional. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY.

Asep Mulyadi. 2007. Pengantar Geografi Regional. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

Anononi. 2011. Luas dan Bentuk Negara. http://yenzqren.blogspot.com/search/label/Luasdanbentuknegara) diakses tanggal 25 Maret 2011.

by: Wisnu sinartejo




Pengaruh Hidrosfer Terhadap Transportasi Air



Hidrosfer merupakan salah satu fenomena geosfer yang ada dibumi. Hidrosfer memegang peranan penting di kehidupan khususnya manusia, terutama terkait tentang transportasi air. Jelas air adalah medium untuk melakukan perjalanan sama halnya ditransportasi darat jalanlah yang menjadi mediumnya. Namun sama seperti sitem transportasi lainya pasti punya kendala masing-masing juga kelebihannya yang ditimbulkan karena pengaruh hidrosfer pada khususnya. Dalam artikel ini menguraikan tentang sejarah pemikiran manusia untuk menggunakan air sebagai alat transportasi, teori yang berhubungan tentan air yang menjadi dasar perancangan suatu alat transportasi air, keistimewaan transportasi air, arus air yang dapat membantu melakukan perjalanan, kendala-kendala transportasi air karena pengaruh hidrosfer, dan contoh kota air yang menggunakan sistem transportasi air.
Gambar 00 Sampan

·         Sejarah Penggunaan air untuk alat transportasi.
Sejak zaman dahulu, Manusia selalu berpikir bahwa untuk melintasi sebuah tubuh perairan diperlukan alat transportasi/ moda yang dapat membantu mepermudah memawa manusia itu menapung di tubuh perairan. Manusia selalu menyadari bahwa dirinya tidak dapat selalu hidup didaratan saja, bagi manusia yang ingin mengakses ke dunia luar harus memilki alat untuk menyebrangair yang menjadi pembatas antar daratan kala itu.
Sebelum mampu memanfaatkan tenaga angin, rakit atau perahu merupakan pilihan utama untuk angkutan barang atau penumpang di air. Dengan didukung perkembangan teknologi mesin, otomotif dan elektronika, manusia akhirnya setahap demi setahap berhasil mengatasi keterbatasan kapasitas angkut penumpang dan barang, jarak tempuh dan kecepatan dengan menciptakan perahu bermotor, kapal laut dengan berbagai jenis, fungsi dan ukuran. Teknologi penggeraknya pun berkembang, yang awalnya hanya dari kayu yang berfungsi sebagai dayung, sekarang menjadi turbin dan motor diesel.
Seiring berkembangnya suatu teknologi alat transportasi semakin canggih. Ini disesuaikan dengan keperluan-keperluan manusia untuk melewati batas yaitu air. Air disini bisa berwujud air yang menggenang bisa seperti danau, telaga dan aliran air seperti sungai, laut dan tubuh perairan lainya yang memungkinkan manusia untuk menggunakannya.
Bagi Indonesia, peranan transportasi air khususnya di daerah studi sangat penting karena daerah yang dipisahkan oleh danau, untuk menghubungkan penduduk antara satu pulau dengan pulau yang lain dengan menggunakan angkutan air. 
  • Gaya gesek terhadap air yang memungkinkan adanya pergerakan.

Sama halnya dengan gaya gesek yang terjadi lainya, Gaya gesek dapat terjadi di udara dan di air. Keadaan inilah yang membuat motor boat atau pesawat terbang selalu dirancang runcing di bagian depannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi gaya gesek air atau udara. Gesekan antara air laut dan kapal laut dapat menghambat gerak kapal laut. Untuk mengatasi hal ini, ujung kapal laut dibuat lancip sehingga gesekan antara kapal laut dan air laut dapat diperkecil.

Gesekan dengan air / udara menyebabkan kecepatan gerak kendaraan menjadi berkurang. Untuk itu bentuk kendaraan dibuat dengan desain streamline / aerodinamis. Kapal laut Hovercraft memasang bantalan udara di dasar kapal agar dasar kapal tidak langsung bersentuhan dengan air sehingga kapal bergerak dapat bergerak lebih cepat.
  •   Besi/ benda berat dapat mengambang di air. (hukum Archimedes)

Mengapa kapal laut yang besar dan terbuat dari besi bisa mengapung di atas laut? Padahal beratnya bisa berton-ton, apalagi ditambah muatan yang isinya manusia, motor, mobil, truk, bahkan ada juga loh yang bermuatan pesawat tempur. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Sebuah benda akan terapung, melayang, tenggelam di dalam sebuah cairan, disebabkan oleh massa jenis benda itu dibandingkan dengan massa jenis cairan tempat benda itu dicelupkan. Benda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan. Benda akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan.
Hubungan mengapung , melayang , tenggelam.

   » Massa jenis benda < Massa jenis air = Mengapung
   » Massa jenis benda = Massa jenis air = Melayang
   » Massa jenis benda > Massa jenis air = Tenggelam
       Kapal memang berat tetapi kapal  berbentuk cekungan dan memiliki ruangan-ruangan yang demikian luas beserta rongga berisi udara, yang menjadikan volume kapal laut menjadi sedemikian besar. Hal ini menyebabkan massa jenis kapal laut menjadi lebih kecil dari massa jenis air. Oleh sebab itu kapal laut bisa mengapung di laut. Bila kapal dibuat tidak memilki rongga udara yang terjadi adalah kapal itu tenggelam.
1.Benda yang tenggelam di dalam suatu fluida mengalami gaya apung  ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkannya.
2.Benda yang terapung memindahkan fluida yang beratnya sama dengan berat benda tersebut.
       Berdasarkan Hukum Archimedes  Ketika kapal berada di atas air maka kapal memberi tekanan kepada air. Berat dari kapal menekan air ke bawah, lalu dengan gaya yang sama besar, air tersebut memberikan tekanan kepada kapal laut dengan arah yang berlawanan (ke atas). 
       Salah satu penyebab kenapa kapal laut tenggelam yang sering terjadi di negeri kita. Karena terlalu banyak muatannya melebihi daya tampung dari kapal laut tersebut dengan memperhatikan hukum diatas tekanan kebawah tidak bisa diimbangi oleh gaya tolak air keatas. Jadi aplikasi teori ini berguna untuk cara pembuatan kapal  taranportasi agar memperhatikan hukum diatasagar tidak celaka karena sifat-sifat fluida dalam hal ini adalah pengaruh hidrosfer.

  •   Transportasi di air dinilai paling efisien dari alat transportasi lain.

Bentuk maupun ukuran kendaraan air cukup beragam, mulai dari perahu dayung yang sangat sederhana, rakit, sampai kapal raksasa dengan daya angkut yang sangat besar. Berbagai kapal juga dirancang untuk berbagai keperluan, seperti kapal perang, tanker pengangkut minyak, kapal penumpang, serta kapal pesiar yang mewah.
Bagi pengangkutan barang, transportasi air masih memegang peranan penting. Daya angkut kapal yang yang sangat besar, sehingga dapat menekan biaya satuan, merupakan daya tarik tersendiri bagi dunia perdagangan. Apalagi memang sering kali tidak ada alternatif lain kecuali menggunakan kapal. Karena angkutan melalui air lambat maka sering kali angkutan ini hanya sesuai utuk mengangkut barang yang yang tidak cepat rusak.
Pengangkutan melalui air khususnya cocok dan efisien bagi lalu lintas hubungan antar tempat (misalnya pemukiman) yang tidak dihubungkan oleh sistem jaringan darat, sebaiknya menggunakan sistem angkutan dengan moda kapal untuk membongkar-muat barang, dan lalu lintas penyeberangan antar pulau.
  •  Arus dalam air yang dapat menguntungkan.

Bisa diambil contoh dalam Oceanografi terdapat arus ang terjadi di samudera. Arus laut adalah gerakan massa air yang dipengaruhi oleh angin atau perbedaan densitas air laut yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainya. Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan angin yang cukup kuat sedangkan arus di kedalaman laut di sebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Perbedaan densitas air laut adalah peerbedaan massa air yang disebabkan oleh perbedaan temperature dan perbedaan salinitas atau disebut juga perbedaan thermohaline.
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera , maupun terjadi di perairan pesisir. Arus laut yang terakumulasi dan memiliki arah arus yang sama di suatu samudra akan mengakibatkan terjadinya arus samudera.
Gambar 01 Arus didunia

      Dalam aplikasinya kapal yang ada dilaut bisa memanfaatkan arus-arus alami ini unuk menyebrang melewati samudera, dengan memperhatikan arah arus ini dimungkinkan dapat menghemat bahan bakar. Kebalikannya bila kapal tersebut bergerak berlawan arah arus maka kemungkinan akan menghadapi sulitnya untuk melaju kencang bahkan boros tenaga. Para penjelajah samudera seperti Colombus sudah memanfaatkan ini. Sama halnya bila ada di sistem sungai kapal akan mudah bergerak bila memperhatikan arus hulu kehilir. Tanpa tenaga pun kapal akan bergerak mengikuti arus ke hilir.
·         Kendala-kendala didalam air yang dapat menggangu tranportasi air.
  •                           Air Surut

Ini bisa terjadi di sungai ataupun pantai. Biasanya kalau terjadi di sungai disebabkan karena musim kering atau sedikit hujan. Musim ini dapat merendahkan debit air yang ada disuatu sistem sungai akibatnya sebagian dari tepi sungai yang dangkal akan surut atau mengering. Ini berimbas pada suatu daerah yang mengandalkan transportasi air sulit untuk melaju kesulitan bergerak mencari tolakan yaitu air karena sungainya dangkal.
Bila terjadi surut dipantai bisa menghambat perahu-perahu untuk parkir di tepi pantai ataupun para nelayan biasanya sulit juga untuk berlabuh kepantai, mereka harus mendorong perahunya sampai beberapa meter untuk mendapatkan air yang cukup dalam bila perahu dapat melaju.
  • Gelombang tinggi

       Ini biasanya terjadi akibat cuaca yang tidak mendukung menyebabkan muka gelombang meninggi  karena pengaruh angin. Para transportan sering menunda untuk melabuhkan kapal mereka agar terhindar dari ancaman gelombang tinggi di tubuh perairan.
Gambar 02 Gelombang tinggi

  •  Gunung es yang ada didasar laut

Seperti yang terbayang di film Titanic, bahwa suatu kapal menabrak gunung es yang ada dibawahnya. Mengakibatkan goresan ekstrim di bagian bawah kapal ekstrimnya lagi kapal bisa terbelah menjadi dua dan akhirnya tenggelam. Menyedihkan sekali, sekarang hal ini bisa dicegah dengan menggunakan alat navigasi keberadaan gunung es melalui sensor tertentu yang ada dikapal. Dalam hal ini fenomena gunung es merupaan bagian kajian dari hidrosfer karena es berasal dari air.
  • Bagi  daerah yang berdominasikan air, kapal menjadi alat vital transportasi.


Powered by Blogger.