"Blog Ini Berisi Geografi Fisik, Geografi Manusia, Geografi Teknik dan Cerita Pendidikan".

Senerek, Kuliner Khas Magelang

Sup Senerek

Apa Itu Senerek ?
Jenis makanan ini, semula tidak familiar. Bahkan selalu ada pertanyaan: apakah itu?   Namun pecinta wisata kuliner, sekarang mulai banyak yang memburu ke Magelang, tempat asal makanan yang khas di kota bukit Tidar ini. Rasanya gak greget, bila berkunjung ke Magelang, tanpa menikmati sup yang segar itu.
Sup Senerek,  sebenarnya adalah kuliner peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda dahulu.  Senerek berasal dari Bahasa Belanda,  Snert, yang berarti kacang polong (erwten). Sup ini menjadi familiar di Magelang, karena mungkin lembah Tidar yang  sejuk ini merupakan  salah satu kota peninggalan orang Belanda, zaman dulu. Sehingga juru  masak di Magelang, diajarin masak sup kacang polong (Erwtensoep) yang memang sangat digemari masyarakat Negeri Kincir Angin tersebut. Lidah orang  Magelang dengan fasih, 'mengubah'  kata snert  menjadi  senerek. Otak-atik  dengan komponen dan bumbu lokal, menjadikan sup senerek isi kacang merah dan aneka sayur yang kita kenal sekarang. Sehingga, meski sangat berbau Belanda, namun sup senerek dibuat dengan bahan dan cita rasa lokal. Konon di Manado ada makanan sejenis yang disebut Brenebon atau Bruineboen, tapi menggunakan daging babi.

Kapan Senerek itu dipopulerkan ?
Senerek ini sebenarnya sudah ada sejak zaman belanda menjajah Indonesia. Orang Belanda sangat menggemari makanan ini karena sup ini kaya akan rempah-rempah indonesia. Rasa sup ini sedikit agak panas cocok dengan lidah mereka. Masakan ini belum disebutkan dalam sumber manapun siapa penemunya dan dimana. Namun banyak sumber meyakini sebagai warisan peninggalan zaman Belanda.
Bila ditilik sekarang ada warung tertua yang ada di Kota Magelang yang menyajikan sebagai menu utamanya yaitu “warung senerek Bu Atmo”. Berdiri sejak tahun 1967 mungkin bisa diyakini Bu Atmo tersebut diyakini sebagai orang yang pertama kali mempopulerkan.

Dimana Saja Senerek itu ditemukan?
Sebenarnya sekarang sudah banyak ditemukan berbagai warung-warung senerek yang ada dipinggir-pinggir jalan area Magelang, Yogya, Solo, dan sekitarnnya. Bahkan semua ibu-ibu pun dapat membuatnya sendiri dirumah karena mudah sekali resepnya dari warisan ibu-ibunya terdahulu. Pada zaman sekarang di area serba IT penyebaran resep dimungkinkan dapat diterima diseluruh Indonesia bahkan didunia karena bahan-bahannya mudah untuk didapat tidak ada bahan khusus lagi. Kalau ditanyakan tentang kekhasan daerah masing-masing tentang senerek ini rasanya yang paling khas ya ada di Kota Magelang.

Mengapa ada di Magelang ?
Dari Sejarahnya kota Magelang pernah menjadi Ibu kota Karisidenan Kedu yang membawahi terdiri atas : Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, serta Gombong. Sebagai bukti bahwa itu terdapat peninggalan bangunan Belanda yang tersebar di Kota Magelang. Selain itu Kota ini Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti : Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukit kecil ” Bukit Tidar ” di jantung kota dengan ketinggian ± 500 m dari permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk. Sangat dimungkinkan Belanda mempusatkan Kepemerintahannya diarea Kedu disini. Dari situlah perkembangan terkait berbagai sendi kehidupan dan termasuk makanan juga berkembang cepat. Didukung juga memiliki tanah yang subur cocok untuk pertanian kala itu sehingga kaya akan sayur mayur. Sehingga senerek itu sering dijuluki makanan warisan dari zaman penjajahan Belanda yang khas Magelang.

Mengapa harus Senerek ?
Keistimewaan SUP Senerek
Bahan utama untuk membuat sup ini adalah kacang merah dan potongan iga sapi. Proses memasak sup senerek tidak jauh berbeda dengan sup kebanyakan lainya. Hanya saja sup senerek membutuhkan waktu yang agak lama. Hal ini dikarenakan proses pengempukan kacang merah dan iga sapi yang butuh waktu. Biasanya para pemasak merebus kacang merah dan iga sapi dahulu sebelum di campurkan di kuah yang utama.
Semakin lama memasak, kuah atau kaldu yang dihasilkan akan semakin lezat dan rasa bumbu-bumbu menyatu. Kadang bila dimasak sendiri pemanasan sesudah yang pertama jauh lebih lezat dari pertama kali dimasak.
Bagi konsumen yang mengalami gejala flu, sup ini sangat bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan sup senerek kaya akan protein dan vitamin yang diperlukan bagi kekebalan tubuh. Apalagi jika ditambahkan dengan sedikit sambal atau kecap, sensasi rasa sup senerek dijamin membuat lidah ketagihan.

Resep membuat sup senerek
Bahan:
350 gram      daging sapi, potong dadu
400 gram      kacang merah, rendam semalaman
1 – 1,5 liter   air (800 ml untuk merebus daging, sisanya untuk merendam/presto kacang)
3 buah          kentang, potong dadu
4 buah          wortel ukuran sedang, potong tipis
2 batang       daun bawang, iris halus
4 batang       seledri, iris kasar
2 bh tomat    iris sesuai selera
5 butir           cengkeh (bila suka)
3 buah          pala
3 – 4 sdt       merica
garam secukupnya untuk mempertajam rasa, gula sedikit untuk rasa gurih
kaldu ayam bubuk bila suka (dalam hal ini aku gunakan Masako yang rasanya lebih soft, jadi rasa dagingnya nggak hilang)
bawang goreng sebagai taburan
Cara Memasak:
-          Rebus kacang merah hingga empuk (presto bila perlu), jangan buang air sisanya (sari kacang merah)
-          Haluskan pala dan mrica, masukkan dalam rebusan daging
-          Masukkan potongan daging sapi, masak sampai daging berubah warna (jika ingin daging lebih cepat empuk, bisa di rebus terpisah, gunakan kaldunya sebagai kuah kaldu sop)
-          Masukkan kentang dan wortel, tunggu hingga empuk
-          Masukkan kacang merah, dan air sari kacang merah. Masak dengan api kecil.
-          Beri bumbu-bumbu, garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa jika suka
-          Masukkan irisan tomat, daun bawang, seledri.
-          Masak hingga daging dan kacang merah empuk dan seluruh rasa menyatu, taburkan bawang merah goreng. Angkat dan sajikan.
Tips. Masak satu hari sebelum disajikan lebih enak. Dapat pula ditambah iga, agar lebih special lagi iga dapat di bakar atau di goreng terlebih dulu agar terkesan krispy..
agar kacang lunak, kacang direndam selama semalaman.
bisa juga menggunakan kacang merah basah biar cepat empuk.


Kesimpulan : Senerek adalah kuliner peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda dahulu.Sup ini menjadi sangat familier di Magelang, karena mungkin lembah Tidar yang  sejuk ini merupakan  salah satu kota tetirahan orang Belanda, zaman dulu. Juru  masak di Magelang, diajari masak sup Otak-atik  dengan komponen dan bumbu lokal, menjadikan sup senerek isi kacang merah dan aneka sayur yang kita kenal sekarang. Sehingga, meski sangat berbau Belanda, namun sup senerek dibuat dengan bahan dan cita rasa lokal. Juga ada warung yang telah lama menyajikan menu utamanya senerek ini yaitu warung senerek Bu Atmo.

5 Cara Meningkatkan Prestasi Geografi



Ingin belajar tentang geografi ? tetapi sulit? Sudah belajar namun nilai tak kunjung baik ? Disini kita akan membagikan tips untuk berprestasi dalam bidang geografi. Sebelumnya apa itu geografi ? Sesuai dengan standar isi SMA, geografi adalah ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong  peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya.

Setelah tahu geografi itu apa? Mari kita lanjutkan untuk memulai tips nya.
1.    Keluar dari rumah dan traveling
jalan-jalan naik bukit

Bermalas-malasan di kamar tentu tidak sehat bagi tubuh maupun pikiran. Anda butuh banyak referensi. Dalam islam, terdapat ada 2 ayat. Ayat-ayat Qauliyah yang difirmankan Allah SWT didalam Al-Quran dan Ayat Kauniyah adalah ayat atau benda disekeliling yang diciptakan Allah. Terus bagaimana? Semakin banyak kalian jalan-jalan sambil mengagumi ciptaan Allah dan membaca ayatnya, semakin banyak juga kalian belajar tentang geografi. Jalan-jalan sambil mengamati pola sungai, pantai, naik gunung, biota laut, hewan dan tumbuhan, sawah, pertunjukan seni, kearifan lokal dan lain sebagainya akan menyenangkan sekaligus tidak bikin cupu apabila ditanya guru.
2.    Peka terhadap kondisi sekitar
ikut aksi sosial misal tanam bakau

Pernah merasakan gempa? Tanah longsor? Terjebak dalam kerusuhan ? Kekeringan ? Abrasi pantai? Itu semua adalah contoh fenomena geografi. Berpikirlah mengapa hal tersebut terjadi? Apa dampaknya? Bagaimana solusinya? Tanyakan pada guru, orang tua atau pada jaman sekarang tinggal googling langsung ketemu. Misal pada saat terjadi gempa bumi. Anda tidak boleh cuek, anda harus  melakukan evakuasi diri agar selamat dari runtuhan. Kalau tidak bergerak ya mungkin bisa tertimpa atau bahkan anda harus pergi ke tempat yang tinggi karena gempa itu berpotensi tsunami.
3.    Update berita setiap waktu
update lewat pantau twitter

Berita di media sosial (twitter, facebook, path, bbm, instagram, dll) kalau tidak ada ya  mungkin dari TV atau radio banyak menayangkan fenomena geografi. Secara tidak langsung anda sudah belajar menganalisis fenomena melalui tayangan berita itu yang dituliskan penulis, atau si pembawa berita.
4.    Membaca
membaca santai

Membaca? Ya ini serius. Geografi itu tentang wawasan, jadi semakin banyak anda membaca buku/artikel/media pembelajaran lain tentang geografi ya anda semakin pintar. Geografi itu bukan tentang hafalan gak harus semua harus dihafal cukup dengan memahami poin-poinnya saja yang penting membekas di otak anda. Anda akan lebih mudah belajar geografi karena geografi ada ilustrasi gambarnya bukan teori tok/saja.
5.    Pelajari peta
belajar lewat aplikasi peta juga asyik

Kenapa harus peta? Dora The Explorer saja belajar peta, masak anda tidak?. Perlu diketahui senjata pamungkas untuk kajian tentang geografi ya peta. Bagaimana caranya? Mulai dari pengenalan pembacaan peta dari unsur-unsurnya, pengenalan lokasi (tambang, persebaran, deskripsinya, wisata, dll), belajar lewat google earth/google maps/wikimapia juga bisa, syukur-syukur belajar pencitraan penginderaan jauh bahkan SIG secara sungguh-sungguh.


Itu dia tips agar belajar geografi lebih berprestasi. Tetap luruskan niat, perbanyak usaha dan jangan lupa berdoa. Selamat mencoba dan ditunggu kabar baik dari anda. Siapa tahu anda terinspirasi dan menjadi jawara olimpiade. 

Hari Bumi : Bencana Dalam Genggaman Manusia


Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana serta dapat menimbulkan gangguan terhadap taat kehidupan dan penghidupan masyarakat.  Tahun ke tahun jumlah penduduk semakin meningkat begitu pula dengan jumlah bencana yang dilaporkan oleh media massa.
Bencana pada dasarnya disebabkan dua hal yaitu karena alam dan karena kegiatan manusia. Kegiatan alam memang prosesnya alamiah sehingga memunculkan bencana alam seperti pergerakan lempeng kerak bumi yang mengakibatkan memicu gempa bumi tektonik dan tsunami, kegiatan vulkanisme mengakibatkan letusan gunung berapi dan gempa vulkanis, tonah longsor, banjir, angin puting beliung. Sebaliknya kegiatan manusia tentunya melibatkan dan dikendalikan oleh manusia. Bencana yang ditimbulkan memang tidak diistilahkan secara khusus. Namun bencana akibat manusia umumnya paling mengancam dengan manusia karena erat kaitanya dengan kelangsungan hidup. Bencana yang merusak lingkungan diantaranya. Bencana ini telah terbukti sebagai salah satu ancaman yang serius di Indonesia yang gejalanya menigkat baik frekuensi bencanannya ataupun sebarannya yang bertambah luas.
Kerusakan Lingkungan adalah salah satu faktor penyebab pemicu bencana. Bagaimana tidak manusia dengan dalih memenuhi kebutuhanya yang semakin besar dan komplek menyebabkan kerusakan lingkungan. Manusia dengan segala dalih dan alasan sering lupa dengan kondisi sekitarnya. Aktivitas ekonomi yang mengeruk sumber daya demi kepentingan manusia sepertinya kurang bersahabat dengan lingkungan. Bagaimanapun juga manusia hidup didalam lingkungan seperti manusia merusak rumahnya sendiri. Seperti halnya dalam game bila kita menyerang kemungkinan pertahanan kita dibobol lewat serangan balik dikenal dengan istilah counter attack dapat pula menjadi ancaman kita. Mungkin bukan untuk kita namun bisa menurun akibatnya ke generaasi anak cucu kita.
Sayangnya Bumi ini hanya satu di Alam semesta ini, kemungkinan untuk pindah setelah lingkungan kita rusak sangat sedikit. Lalu yang harus kita lakukan apa? Ada langkah-langkah kecil untuk mereduksi kerusakan lingkungan hidup kita. Tindakan ini tidak juga harus besar yang akhirnya dilakukan secara simbolis dan tidak berkelanjutan namun yang perlu dilakukan adalah tindakan kecil yang menjadi kebiasaan malah berefek besar. Contohnya dari lingkungan kita sendiri, mulai dari penghematan penggunaan listrik, membuang sampah ditempat sampah, menanam satu pohon tiap rumah dan hemat penggunaan air bersih.
Tindakan pencegahan dan penanggulangan ini bukan hanya menjadi tugas dari pemerintah saja atau instansi terkait tetapi juga semua lapisan masyarakat. Dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa semua adalah komponen dari lingkungan, masyarakat yang merusak masyarakat sendiri pula yang akhirnya menanggung bencana dan bahkan korban akibat dari kerusakan lingkungan. Pelibatan masyarakat ini tidak bisa hanya dalam bentuk sosialisasi namun partisipasi aktif sangat diperlukan.

Manusia diciptakan mempunyai akal. Khalifah di dunia adalah manusia. Kerusakan yang terjadi bumi sudah selayaknya menjadi genggaman tanggung jawab manusia. Selamat Hari Bumi 22 April 2016.

Inspirasi Media Pembelajaran Geografi Konvensional: Kartu Sextet Fauna Dunia

Sextet adalah permainan kartu yang diadopsi dari permainan kartu kuartet. Modifikasi pada kartu sextet ada pada jumlah serinya yaitu 6 kartu. Modifikasi lain yaitu pada cara meminta kartu dengan “clue”.
Gambar 01 : Keterangan Kartu

Keterangan :
1. Judul (kategori Fauna Dunia)
Menunjukkan salah satu tipe fauna dunia yang ada.
2. Sub-judul
Menunjukkan contoh fauna sesuai dengan tipe fauna yang tercantum pada judul.
3. Contoh Fauna
Menunjukkan fauna yang menjadi fokus dan merupakan salah satu fauna  yang  termasuk  kedalam  kategori  tipe  fauna  sesuai  dengan judul.
4. Gambar
Menunjukkan gambar fauna yang menjadi fokus.
5. Deskripsi/ “clue”.
Menjelaskan deskripsi dari fauna yang menjadi clue permainan.
6. Identitas
Menunjukkan tujuan pembuatan kartu yaitu sebagai media pembelajaran Geografi (Media) serta menunjukkan nama pembuat contoh : Wild dream

Cara Bermain
1.    Kocok dan bagi kartu
2.    Setiap pemain mendapatkan 6 kartu
3.    Permainan dimulai dari yang membagi kartu
4.    Pemain selanjutnya sesuai urutan arah jarum jam
5.    Pemain pertama meminta kartu dengan menyebutkan seri, misal : Australian
6.    Jika pemain yang diminta mempunyai kartu nama hewan pada seri, dia harus memberitahu dan kemudian membacakan “clue” yang ada.
7.    Pemain pertama harus menebak jawaban “clue” kartu
8.    Jika jawaban benar kartu yang diminta harus diserahkan
9.    Kemudian pemain pertama melanjutkan permainan
10.  Jika tebakan “clue” salah
11.  Pemain pertama harus mengambil kartu di deck. Kemudian pemain berikutnya melanjutkan
12.  Permainan dilanjutkan dengan cara tersebut, sampai kartu habis
13.  Pemain yang terbanyak mengumpulkan seri menjadi pemenangnya.

Alat dan Bahan
Alat      : Gunting, Printer
Bahan : Gambar fauna, frame kartu, kertas ivory/kertas tebal.

Tujuan Media Pembelajaran
Media ini dibuat dengan tujuan mampu membantu siswa untuk mencapai tingkatan kompetensi C4 yaitu peserta didik mampu menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan akibat. Dalam media ini, peserta didik  diajak  untuk  mengenal  ciri-ciri  masing-masing  fauna  di  dunia. Selain itu, peserta didik juga diajak  untuk menganalisis ciri-ciri  yang disebutkan temannya sebagai clue untuk mengenal fauna pada suatu wilayah persebaran fauna tersebut.

Dalam Pembelajaran Kurikulum KTSP dapat dimasukan pada bahasan :
Standar Kompetensi               : Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer
Kompetensi Dasar                  : Menganalisis persebaran hewan dan tumbuhan

Indikator                                  : Siswa mampu menganalisis sebaran hewan di Dunia 

Demonstrasi Permainan
Lebih detailnya lihat video ini.

Video : Permainan Kartu Sextet

Menilik Kompetisi Sains Madrasah tingkat Provinsi di NTT

Siapa bilang muslim di Nusa Tenggara Timur sedikit ?. Kamis 14 April 2016, diselenggarakan Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Provinsi di Kabupaten Ngada yang menjadi tuan rumah adalah Madrasah Aliyah Swasta Muhammadiyah Riung sekolah saya SM3T (Sarjana Mengajar daerah Terluar, Terdepan, Tertinggal) mengabdi. KSM ini diikuti 8 madrasah yang menyebar di Kabupaten Ngada yakni MIS Al-Ghuraba Bajawa, MIS Al-Hikmah Riung, MIS Al-Bina Rawuk, MTs Baar, MTs Maumbawa, MTs Raudhatul Jannah Riung dan tuan Rumah MA Muhammadiyah Riung. Total jumlah peserta adalah 26 dengan rincian. Jenjang MI cabang matematika 3 orang dan cabang sains 5 orang. Jenjang MTs cabang matematika 2 orang, cabang fisika 2 orang, cabang biologi 2 orang. Jenjang MA diikuti cabang matematika 2 orang, cabang fisika 2 orang, cabang kimia 2 orang, cabang biologi 2 orang, cabang ekonomi 2 orang dan geografi 2 orang.

Gambar 1 : Suasana Pembukaan Kompetisi Sains Madrasah tingkat Provinsi di MA Muhammadiyah Riung

Sesuai dengan Petunjuk Teknis Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2016 penyelenggaraan ini diharapkan memupuk motivasi peserta didik untuk terus mencintai dan bergairah mempelajari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah memiliki dan mengamalkan ajaran agama Islam yang kuat dan menjadi panutan bagi yang lainnya, sebagai anak bangsa yang baik dan berakhlakul karimah, diharapkan setiap siswa madrasah mampu membangun bangsa khususnya di bidang IPTEK yang semakin hari semakin tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini.
Acara Pembukaan dihadiri dan diawasi oleh JFU Seksi Pendidikan Islam Kantor Kemenag, Penyusun Program Anggaran Subbag Perencanaan dan keuangan Kanwil Kemenag NTT, Camat Riung, Kepala Madrasah dan guru-guru pendamping.
Penyelenggaran KSM tingkat Provinsi ini berbeda dari tahun sebelumnya. Dimana tiap Kabupaten yang ada di NTT menyelanggarakan sendiri di wilayahnya tapi tetap ada pengawasan dari Kantor Wilayah Kemenag Provinsi. Tujuanya tidak lain untuk menghemat anggaran peserta yang biasanya diselenggarakan akbar di Kupang yang memberatkan madrasah. Peserta yang lolos akan diadu poin/nilai tiap Kabupaten untuk dikirim ke KSM tingkat Nasional pada bulan Agustus mendatang di Pontianak Kalimantan Barat.

Gambar 2 : Sambutan Camat Riung Promosi Wilayahnya Yang terkenal Sebagai Destinasi Wisata Mancanegara dengan Taman Laut 17 Pulau Riung
Menurut Kepala MA Muhammadiyah Riung Rismawan Landa S.Ag, penyelenggaran KSM di Kabupaten Ngada sebagai momen salah satu sarana promosi madrasah aliyah yang ada di Kabupaten Ngada. Beliau optimis ada duta dari Ngada yang lolos minimal tiap jenjang ada untuk mewakili Provinsi NTT untuk maju ke tingkat nasional.

Gambar 3 : Peserta Jenjang MI Serius Mengerjakan Soal KSM

Gambar 3 : Peserta Jenjang MTs dan MA 

Penulis (guru pembimbing cabang geografi) juga optimis bahwa salah satu anak didiknya yang ikut cabang geografi tingkat MA dapat bersaing di tingkat NTT untuk dapat berangkat ke Pontianak Kalimantan Barat Agustus nanti, Semoga. 

PETA LOKASI MA Muhammadiyah Riung

PEMETAAN POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN DAS PABELAN HULU KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG

PEMETAAN POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN DAS PABELAN HULU KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG

Wisnu Sinartejo dan Yuono Padang
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak
Kawasan Lembah Pabelan Hulu di Kecamatan Sawangan sebagai daerah tujuan wisata memiliki daya tarik pariwisata yang unik dan tersebar di beberapa lokasi. Ekowisata memiliki potensi untuk menciptakan efek menguntungkan pada lingkungan dengan berkontribusi  terhadap perlindungan lingkungan dan konservasi . Ini adalah cara untuk meningkatkan kesadaran nilai-nilai lingkungan dan bisa berfungsi sebagai alat untuk konservasi alam serta meningkatkan kepentingan ekonomi.
Penelitian ini menggunakan desaian penelitian deksriptif kualitatif. Peneliti ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi produk ekowisata di DAS Pabelan hulu , memetakan obyek destinasi ekowisata pada yang terdapat di DAS Pabelan Hulu dan  menyediakan informasi awal guna mengembangkan kawasan ekowisata di DAS Pabelan Hulu melalui analisis SWOT yang berasaskan konservasi lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2014. Metode yang digunakan adalah: observasi lapangan dan wawancara. Penelitian ini menemukan bahwa Kawasan ekowisata di DAS Pabelan Hulu pada dasarnya memiliki potensi ekowisata potensial yang bisa dikembangkan, dengan variasi dayatarik berupa wisata alam, budaya dan perdesaan. Perkembangan kepariwisataan khususnya di Kec. Sawangan, Kabupaten Magelang belum mendapat sentuhan yang optimal sesuai dengan kaidah kepariwisataan, demikian pula dengan akses dan kemasannya. Obyek dan lokasi ekowisata di Kawasan DAS hulu Pabelan menyebar tetapi jaraknya cukup dekat.
Kata Kunci : Pabelan Hulu, Ekowisata dan Pemetaan


PENDAHULUAN

Latarbelakang
Pariwisata memiliki peran yang signifikan dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam aspek ekonomi, sektor pariwisata mengkontribusi devisa dari kunjungan wisatawan manca negara (wisman) dan PDB beserta komponen-komponennya. Dalam aspek sosial, pariwisata berperan dalam penyerapan tenaga kerja, apresiasi seni, tradisi, dan budaya bangsa, dan peningkatan jati diri bangsa. Dalam aspek lingkungan, pariwisata khususnya ekowisata dapat mengangkat produk dan jasa wisata seperti kekayaan dan keunikan alam dan laut, dan alat yang efektif bagi pelestarian alam dan seni budaya tradisional. (Iwan Nugroho, 2011:1). 
Dalam beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa trend kecenderungan wisatawan dalam memilih obyek wisata untuk dikunjungi mengalami perubahan. Wisatawan tidak lagi ingin sekedar menikmati daya tarik obyek wisata tertentu melainkan meningkat kearah yang dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan baru. Model wisata minat khusus seperti ini dikenal dengan istilah ecotourism atau ekowisata.
Kabupaten Magelang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar dan belum banyak dikembangkan. Pengangkatan pariwisata di Kabupaten Magelang diyakini memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah yang berarti. Disamping itu pariwisata juga berdampak dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia masyarakat melalui peningkatan di berbagai aspek.
Kawasan DAS Pabelan Hulu yang berada di Kecamatan Sawangan meliputi Desa Wonolelo, Desa Banyuroto, Desa Ketep, Desa Klakah dan Desa Sengi memiliki potensi pariwisata bagaikan harta karun yang terpendam sehingga belum banyak yang diekspos dan masih bersifat potensial serta belum banyak perhatian dari pemerintah layaknya lokasi pariwisata. Padahal kawasan ini memiliki aksesibilitas yang cukup baik karena terdapat di persimpangan jalur dari Magelang-Boyololali-Salatiga. Lihat Gambar 1













Gambar 1 : Persimpangan Magelang-Boyolali-Salatiga
Sumber daya kepariwisataan yang beragam meliputi keindahan alam lereng merapi-merbabu, budaya, perdesaan, flora-fauna sehingga diyakini berpotensi mendukung kemakmuran masyarakat di Kawasan DAS Pabelan Hulu. Kategori yang  paling banyak adalah ekowisata.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut
1. Bagaimana potensi produk ekowisata di DAS Pabelan Hulu
2. Bagaimana peta sebaran obyek destinasi ekowisata yang terdapat di DAS Pabelan Hulu?
3. Bagaimana cara mengembangkan kawasan ekowisata di DAS Pabelan Hulu?

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi produk ekowisata di DAS Pabelan hulu , memetakan obyek destinasi ekowisata pada yang terdapat di DAS Pabelan Hulu dan  menyediakan informasi awal guna mengembangkan kawasan ekowisata di DAS Pabelan Hulu.

Manfaat
Manfaat bagi pemerintah digunakan untuk penerapan kebijakan dan peran lembaga dalam pengembangan ekowisata di kawasan DAS Pabelan Hulu. Dimana kebijakan dan peran lembaga dilaksanakan fokus pada keterlibatan masayrakat, wisatawan dan lintas sektor. Manfaat bagi Masayrakat diaharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan wisata di kawasan Pabelan Hulu. Manfaat bagi akademisi dapat digunakan untuk referensi guna penelitian lanjut tentang ekowisata.

Metodologi Penelitian
Jenis penelitian atau desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta keadaan, fenomena variabel dan kedaan yang terjadi saat penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah Kawasan DAS Pabelan Hulu yang berada di Desa Sengi, Desa Ketep, Desa Banyuroto, DesaWonolelo dan Desa Klakah di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan melakukan observasi lapangan secara langsung, wawancara yang mendalam pada masyarakat lokal dan dokumentasi dari website, blog, buku dan surat kabar dalam rangka pengumpulan data dan informasi untuk menentukan lokasi yang dinilai berpotensi sebagai obyek lokasi ekowisata. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis dengan metode SWOT, yang mempertimbangkan aneka faktor yang berperan negatif atau positif : kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman dari kawasan potensi ekowisata di DAS Pabelan Hulu.
Melalui proses tersebut akan dilakukan  penarikan kesimpulan yang merupakan point hasil penelitian, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian rekomendasi pengembangan ekowisata di Kawasan DAS Pabelan Hulu.

PEMBAHASAN

Profil informasi Sumber daya Ekowisata di DAS Pabelan Hulu.
Wisata alam
Potensi flora dan fauna dapat difokuskan di Taman Nasional Gunung Merbabu. Potensi Flora berupa tanaman Pinus, Puspa, Bintamin, Akasia decuren dan beberapa jenis perdu, adas, eldeweis serta tanaman efifit. Potensi faunanya yaitu Elang Hitam (Ichtnaetus malayanesis), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Lutung Hitam (Tracypithecus auratus), Kijang (Muntiacus muntjak),, Musang (Herpates javanica), Macan tutul (Panthera pardus), Landak (Histrix sp), Luwak (Paradoxunus hermaproditus) dan beberapa jenis burung seperti Kutilang (Pynonotus aurigaster), Pentet (Lavinus eshach), Sepah Gunung (Pericrotus leuchopaeus) dan puter.

Pemandangan Alam dan Atraksi Khusus
Wisatawan dapat melihat pemandangan gunung merbabu dan gunung merapi yang tersebar di banyak lokasi pengamatan salah satunya Ketep Pass yang mempunyai persewaan binocular. Selain itu wisatawan juga dapat melihat Taman Nasional Gunung Merbabu, Suasana Perdesaan, Pertanian di Lereng Merbabu yang eksotis, Air terjun di Kedung Kayang.

Fasilitas Olahraga
Disini belum banyak fasilitas olahraga yang dimilki seperti trekking, persewaan kendaraan offroad, dll. Hanya saja sudah terdapat peralatan camping di Desa Wonolelo dan Desa Banyuroto.

Atraksi Budaya
Wisata Budaya yang terdapat di Kawasan Ekowisata Pabelan Hulu antara lain kesenian tradisional dan kerajinan rumah tangga. Kesenian tradisional berupa tari soreng, tari topeng ireng dan wayang. Tari soreng merupakan seni tari yang dikembangkan oleh Kelompok Tari “Wahyu Rinenggo Sejati” di Dusun Windusabrang. Tari soreng tersebut mengisahkan Arya Penangsang menentang Hadiwijaya. Tari topeng ireng merupakan seni tari yang dikembangkan oleh Grup Kesenian “Kayank Kawedar” dan “Putra Garuda”. Kelompok tari tersebut memiliki sertifikat hak cipta dari Dinas Pariwisata sehingga kekhasan tarian terjaga. Kesenian wayang yang ada di Dusun Windusabrang Desa Wonolelo terdiri dari dua jenis, yaitu Wayang Orang dan Wayang Ndakan. Wayang Orang diperagakan oleh beberapa orang dengan karakter tokoh maupun kisah Mahabarata dipentaskan setiap bulan Suro. Wayang Ndakan merupakan wayang kulit dengan kisah atau cerita lucu yang menghibur.
Kerajinan rumah tangga telah berkembang di Desa Tumang yang bergerak dalam bidang kerajinan logam. Menurut tradisi masyarakat telah mengenal teknik mengolah logam karena diperkenalkan oleh utusan keraton. Masyarakat memperoleh pengajaran tentang pembuatan keris, pakaian keratin dari perak, peralatan dapur dan menjahit. Semula pengrajin memproduksi peralatan rumah tangga dari tembaga seperti dandang, ceret, kwali dan sebagainya. Tahun 1980-an muncul inovasi kerajinan ukiran tembaga berupa aksesoris rumah tangga seperti pot bunga, guci, lampu kabinet, lampu gantungan, hiasan dinding dan sebagainya. Karena kalah bersaing dengan produk aluminium maka sekitar tahun 1990-an pengrajin pun beralih untuk menggunakan alumunium sebagai bahan baku industri kerajinannya.
Lanskap budaya khususnya pertanian wisatawan dapat melihat pola pertanian terasering yang cukup ekstrim di Kawasan ini.

Akomodasi
Homestay yang ditawarkan sudah ada di Desa Wonolelo hanya saja belum banyak promosi paket yang baik dari pengelola. Camping ground untuk kegiatan perkemahan luas sehingga memuat banyak orang yang terdapat di Bumi Perkemahan Desa Wonolelo dan Desa Banyuroto di Kawasan TN Gunung Merbabu.

Aksesibilitas dan transportasi
Moda angkutan umum untuk mencapai ke lokasi belum ada yang mengcover sampai daerah obyek wisata sehingga wisatawan harus menggunakan moda angkutan pribadi. Kawasan ini bisa dituju dari  berbagai jurusan, Sawangan(blabak), Muntilan, Magelang atau dari Boyolali. Namun jalur favorit menuju Kawasan ini biasanya adalah dari Sawangan karena menyambung dengan tempat wisata lain seperti candi Borobudur (30 km) atau Kopeng (32 km). Sawangan juga dilewati jalur transportasi utama Semarang – Jogja. Dari Jogja, Anda hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit, sedang dari Semarang sekitar 1 jam 30 menit. Kondisi jalan cukup buruk karena didaerah ini adalah jalur penambangan material pasir dan batu sehingga jalan banyak yang berlubang dan mengelupas.

Informasi wisata
Informasi wisata yang cukup lengkap terdapat di Ketep Pass dan Kedung Kayang yang menawarkan pemandu dan interpreter wisata obyek wisata lain masih belum ditemukan. Informasi tentang pertunjukan seni seperti tari-tarian tradisi, wayang masih sangat kurang. Keterdapatan brosur peta, petunjuk jalan, toilet umum, telepon kantor, atau informasi website tempat wisata hanya terdapat di Ketep Pass dan Kedung kayang.

Fasilitas Kesehatan dan keamanan terdekat
Akses layanan kesehatan yang tersedia adalah Puskesmas. Puskemas Sawangan I adalah Puskesmas rawat jalan di wilayah kecamatan sawangan. Puskesmas Sawangan I memiliki 8 wilayah binaan, meliputi Desa Krogowanan, Desa kapuhan, Desa Ketep, Desa Wonolelo, Desa Banyuroto, Desa Wulunggunung, Desa Gantang, dan Desa Jati. Polisi wisata belum terdapat hanya terdapat koramil di swangan dan polsek sawangan yang jaraknya cukup jauh.

Sumberdaya Manusia
Pekerjaan utama penduduk Kecamatan Sawangan sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan primadona, karena sebagian besar penduduk Kecamatan Sawangan bermata pencaharian sebagai petani. Lahan terluas digunakan untuk sektor pertanian sebesar 54%, lahan non pertanian 10 %. Sikap dan keinginan bekerja di pariwisata cukup tinggi karena ketersediaan lapangan pekerjaan sedikit, disamping itu kondisi masayrakat sangat ramah terhadap wisatawan.

Fasilitas Belanja
Barang kerajinan, wisata kuliner hanya terdapat di Ketep Pass dan Kedung kayang obyek wisata lainya belum ditemukan.

Air, Energi dan Limbah
Air bersih untuk mata air tersebar banyak lokasi hanya saja jaringan air bersih belum dikelola secara maksimal saat ini air bersih masih dikelola oleh swadaya penduduk sekitar. Energi alternatif blum terdapat. Dampak lingkungan dan pengelolaan limbah, untuk obyek wisata pengelolaan sampah sudah cukup baik namun pengelolaan limbah pertanian sangat berpotensi mengganggu wisatawan karena pengelolaan pembuangan belum tersedia.

Sumber Pembiayaan
Kawasan TN Gunung Merbabu sudah dikelola oleh Dinas Perhutani, Kedung kayang dan Ketep Pass sudah dikelola oleh Pemerintah Daerah, Desa wisata ,pertanian dan bumi perkemahan sumber pembiayaanya masih dikelola oleh swadaya penduduk setempat.

1. Peta Potensi Kawasan Ekowisata DAS Pabelan Hulu


 2. Potensi Obyek ekowisata di Kawasan DAS Pabelan Hulu
  a. Ketep Pass

Gambar : 02 Obyek Wisata Ketep Pass
Ketep Pass merupakan suatu ekowisata secara astronomis terletak pada 110,382 BT dan 7,495 LS serta secara administratif berlokasi di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Ketep Pass berada dengan ketinggian ± 1200 mdpal dan area seluas ± 8.000 m2. Dapat diakses melalui kendaraan darat sekitar 30 km atau 1½ jam ke arah timur dari Kota Magelang, 52 km atau 3 jam ke arah tenggara dari Kota Semarang dan 42 km atau 2½ jam ke arah utara dari Kota Yogyakarta.
Fasilitas Gardu Pandang berupa dua gazebo berukuran empat persegi panjang dan bangunan segi delapan dengan panjang sisi lima meter. Menjadikannya sebagai tempat khusus untuk menyaksikan kenampakan alam Gunung Merapi dan Gunung Merbabu atau sekitarnya. Fasilitas Ketep Vulkano Theater berupa suatu gedung pemutaran film dengan kapasitas tempat duduk 78 kursi. Film tersebut berisi tentang proses terjadinya, jalur pendakian, penelitian ilmiah, letusan terdahsyat serta aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Fasilitas Pelataran Panca Arga bermakna “Halaman Lima Gunung” karena menjadi titik tertinggi di objek ini melalui teropong dapat menyaksikan kelima gunung api seperti Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung Slamet. Fasilitas Restaurant yang berdinding kaca menyajikan hidangan sambil menikmati panorama lereng Gunung Merapi atau Gunung Merbabu serta terdapat fasilitas penunjang lainnya.
Lokasinya yang berada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Lingkungan sekitar berupa kenampakan lahan pertanian (hortikultura) dan hutan lindung bagi flora maupun fauna. Selain berfungsi sebagai gardu pandang juga dapat dijadikan sebagai sarana mendukung konservasi lingkungan. Lokasi dapat dikunjungi hari apapun sesuai dengan jam kerja sekitar pukul 08.00-16.00 WIB.
b. Kedung Kayang


Gambar : 03 Keindahan Air Terjun Kedung Kayang
Kedung Kayang merupakan ekowisata air terjun secara astronomis terletak pada 110,392 BT dan 7,495 LS secara administratif berlokasi di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang dan Desa Krakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kedung Kayang berada dengan ketinggian ± 950 mdpal dan area seluas ± 10.000 m2. Dapat diakses melalui kendaraan darat sekitar 32 km atau 1 jam 45 menit ke arah timur dari Kota Magelang, 54 km atau 3 jam 15 menit ke arah tenggara dari Kota Semarang dan 44 km atau 2 jam 45 menit ke arah utara dari Kota Yogyakarta.
Kedung Kayang berada di kawasan jalur wisata strategis yang menghubungkan antara wilayah Solo-Selo-Borobudur. Air terjun memiliki ketinggian sekitar 39 m dengan kemiringan tebing 80º. Air terjun mengalir sepanjang tahun dengan debit air sekitar 60 liter / detik. Air terjun bersumber dari 4 buah mata air yang terdapat di sekitar lereng Gunung Merbabu dan merupakan hulu dari Sungai Pabelan maupun Daerah Aliran Sungai Progo.
Lokasinya juga berada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Lingkungan sekitar berupa kenampakan patahan yang menimbulkan air terjun, anak sungai Pabelan, bebatuan vulkanis dan ladang pertanian. Pengunjung diharapkan waspada bila terjadi gejala cuaca seperti hujan deras terutama musim penghujan. Sebab menjadi tanda-tanda alam mengakibatkan akumulasi air dapat meningkat sewaktu-waktu. Lokasi dapat dikunjungi hari apapun sesuai dengan jam kerja sekitar pukul 08.00-16.00 WIB.

c. Desa Wisata Wonolelo
Desa Wonolelo terletak di lereng Gunung Merbabu yang tepatnya berada di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Batas administratif Desa Wonolelo meliputi: Sebelah Utara : Puncak G. Merbabu, Sebelah Timur : Desa Jrakah (Boyolali), Sebelah Selatan : Desa Klakah dan DesaTlogolele (Boyolali), Sebelah Barat : Desa Ketep dan Desa Banyuroto.

Gambar 04: Panorama Desa Wisata Wonolelo
Desa Wonolelo terdiri dari 18 dusun yaitu Dusun Windu Sajan, Dusun Panggungan, Dusun Plutungan, Dusun Windusabrang, Dusun Sanden, Dusun Wirosuko, Dusun Nggratan, Dusun Bentrokan, Dusun Nderokan, Dusun Malang, Dusun Ngagrong, Dusun Batur, Dusun Candran, Dusun Surodadi, Dusun Pelem, Dusun Wonodadi , Dusun Klampahan, Dusun Wonolelo.
Dari segi sejarahnya, Wonolelo merupakan wilayah hutan yang kemudian digunakan untuk tempat persembuyian di masa penjajahan Jepang dan lama kelamaan wilayah tersebut digunakan sebagai tempat tinggal. Disaat itu terdapat 2 orang ajar yang sakti yaitu Ki Putut dan Ki Panggung. Kedua ajar tersebut beradu sakti untuk menjadi pemimpin dan akhirnya Ki Putut lah yang menang. Untuk menjalin kekeluargaan kedua ajar tersebut menjodohkan anaknya dan sampai akhirnya memiliki cucu. Cucu tersebut memiliki keanehan yaitu tidak dapat tidur jika tidak dininabobokkan di ladang dan akhirnya ladang tersebut diberi nama Wonolelo. Wonolelo berasal dari kata “wono” dan “lelo”. “Wono” artinya adalah ladang dan “lelo” artinya kata untuk meninabobokkan cucu dari Ki Putut dan Ki Panggung.
Lokasi dapat dikunjungi hari apapun sesuai tidak terikat jam kerja. Potensi wisata budaya di Desa Wonolelo ini adalah kesenian tradisional dan kerajinan rumah tangga. Kesenian tradisional berupa tari soreng, tari topeng ireng dan wayang. Tari soreng merupakan seni tari yang dikembangkan oleh Kelompok Tari “Wahyu Rinenggo Sejati” di Dusun Windusabrang. Tari soreng tersebut mengisahkan Arya Penangsang menentang Hadiwijaya. Tari topeng ireng merupakan seni tari yang dikembangkan oleh Grup Kesenian “Kayank Kawedar” dan “Putra Garuda”. Kelompok tari tersebut memiliki sertifikat hak cipta dari Dinas Pariwisata sehingga kekhasan tarian terjaga. Kesenian wayang yang ada di Dusun Windusabrang Desa Wonolelo terdiri dari dua jenis, yaitu Wayang Orang dan Wayang Ndakan. Wayang Orang diperagakan oleh beberapa orang dengan karakter tokoh maupun kisah Mahabarata dipentaskan setiap bulan Suro. Wayang Ndakan merupakan wayang kulit dengan kisah atau cerita lucu yang menghibur.
Kerajinan rumah tangga telah berkembang di Desa Tumang yang bergerak dalam bidang kerajinan logam. Untuk homestay Tersedia sebanyak kurang lebih 100 (seratus) inap desa (penginapan) yang disediakan oleh penduduk dan camping ground cukup luas muat untuk ratusan orang.
Atraksi wisata alam Desa Wonolelo ini adalah wisata minat khusus seperti birdwatch, offroad trail, hiking di sepanjang jalan pertanian Dusun Windu Sajan, Dusun Panggungan, Dusun Plutungan, Dusun Windusabrang, Dusun Sanden, Dusun Wirosuko, Dusun Nggratan, Dusun Bentrokan, Dusun Nderokan, Dusun Malang, Dusun Ngagrong, Dusun Batur, Dusun Candran, Dusun Surodadi, Dusun Pelem, Dusun Wonodadi , Dusun Klampahan, Dusun Wonolelo.
   d. Taman Nasional Gunung Merbabu di Dusun Sobleman, Desa Banyuroto

Gambar 05: Kegiatan Hiking di Kawasan Taman Nasional G. Merbabu di Dusun Sobleman
Gunung Merbabu dikenal oleh para pencinta alam sebagai gunung yang harus ditaklukkan, terutama bagi pemula karena pemandangan di puncaknya sangat indah. Di kaki gunung Merbabu bagian barat terdapat sebuah Dusun bernama Sobleman. Dusun Sobleman terletak pada ketinggian ± 1300 meter diatas permukaan laut yang menawarkan panorama pegunungan yang menawan dan udara segar yang jarang dijumpai di kota. Dusun yang terletak di Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini mempunyai beberapa potensi wisata karena letak geografisnya, antara lain seperti kebun strawberry, bumi perkemahan, dan Candi Rebo.
Tanaman strawberry cocok ditanam di daerah dengan udara dingin sehingga di Sobleman, yang suhunya berkisar 20 derajat C dengan kelembaban sedang, banyak dijumpai kebun-kebun strawberry. Kebun terletak di sawah terasering, yang dari situ jika menoleh ke arah barat akan terlihat Kota Magelang dan ketika menoleh ke arah timur, Gunung Merbabu yang gagah ada di depan mata. Buah strawberry yang dihasilkan sangat bagus, besar dan manis, tidak kalah dengan buah strawberry dari daerah lain. Selain strawberry, di Sobleman banyak dijumpai tanaman sayuran dan tembakau.
Tanaman strawberry yang ditanam di Desa Banyuroto adalah jenis California dan Festival yang buahnya manis. Strawberry hanya ditanam di Banyuroto bagian bawah sebab jika ditanam di lereng gunung dikhawatirkan akan dicuri oleh kawanan monyet.
Tanaman tembakau yang ditanam di daerah pegunungan memiliki kadar nikotin yang lebih tinggi dibanding tembakau yang ditanam di dataran rendah sehingga tembakau yang dihasilkan Sobleman memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Bumi perkemahan terletak di lereng Gunung Merbabu, dari Balong, RT yang terletak paling atas dari Dusun Sobleman, naik sedikit. Akses jalan menuju bumi perkemahan sudah dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat. Bumi perkemahan berada di area datar bagian lereng gunung. Selain bumi perkemahan, kondisi alam juga menawarkan lokasi outbond yang cukup menantang karena berada di lereng gunung dan banyak pohon liar yang tumbuh serta kondisi lintasan yang naik turun. Dari bumi perkemahan, ketika memandang ke bawah akan nampak hijaunya Desa Banyuroto dan Kota Magelang. Ketika malam hari dan langit sedang cerah, lampu kota terlihat jelas dan kelap-kelip dari area bumi perkemahan. (http://pojokwisatabanyuroto.wordpress.com/) diakses tanggal 11 April 2014.



3.      Analisis Pengembangan Ekowisata Kawasan DAS Pabelan Hulu Menggunakan SWOT
       Internal




























Eksternal
Kekuatan / S
Kelemahan / W
·         Kawasan ekowisata ini dari segi aksesibilitas/ keterjangkauan cukup baik karena terletak di persimpangan 3 jalur Salatiga-Magelang-Boyolali.
·         Panorama indah yang liputi dengan kemolekan alam lereng/Puncak Merapi dan Merbabu, Hutan Pinus TNG Merbabu, Panorama pertanian yang eksotis, ketersediaan mata air yang banyak dan Pemandangan kawasan perdesaan di lereng gunung serta Air terjun.
·         Wisatawan dapat menikmati kegiatan wisata alam seperti birdwatching, offroad dijalur pertanian antar dusun, kegiatan berkemah di camping ground, Hiking pendakian Merbabu/Merapi dan pengamatan aliran endapan pirokalstik di DAM sungai.
·         Terdapat homestay di Desa Wonolelo dan camping ground Sobleman dan Dusun Wonolelo dan banyak rest area.
·         Jarak kawasan wisata terdekat cukup terjangkau yaitu Borodur di Magelang, Kopeng dan Selo Boyolali.
·         Jarak antar nobyek wisata di Kawasan dekat.
·         Jalan menuju lokasi beberapa obyek tidak memadai, jalan rusak akibat jalur pertambangan pasir/batu.
·         Gerakan untuk menggalakan dan promosi wisata masih kurang.
·         Swasta dan masyarakat masih menaruh perhatian yang rendah untuk investasi di bidang pariwisata.
·         Fasilitas sarana prasarana pendukung kepariwisataan kurang memadai.
·         Fasilitas komunikasi masih kurang mendukung.
·         Belum ada jalur evakuasi yang memadai apabila terjadi bencana.

Peluang/ O
Strategi S/O
Strategi W/O
·         Menjadi kunjungan obyek ekowisata bagi pelajar/siswa.
·         Menjadi lokasi penelitian fauna dan flora bagi peneliti dalam maupun luar negeri.
·         Menjadi pemikat wisatawan untuk datang ke Kabupaten Magelang.
·         Merupakan kawasan yang cocok bagi wisatawan yang menyenagi agro wisata dan kelestarian hutan.
·         Menjadi daerah wisata minat khusus dengan kegiatan wisata alam seperti paralayang, memancing dan olahraga lain.
·         Menggali lebih dalam tentang obyek wisata dan menyusun informasi yang akurasinya tinggi serta kemasan yang menarik.
·         Menyebar luaskan tentang keunikan serta keindahan kawasan wisata ini di Kab Magelang dan luar kab. Magelang.
·         Perlu dibuat event budaya, wisata alam yang terprogam secara berkala setiap tahunnya.
·         Mendukung para jurnalis melakukan pemberitaan mengenai kawasan wisata ini.
·         Perlu pembinaan masyarakat menuju masyarakat yang kepariwisataan.
·         Melakukan investasi baik dari swasta maupun pemerintahguna peningkatan sarana dan prasarana wisata.
·         Sarana bermain anak-anak sangat penting untuk dikembangkan.
·         Perlu dikembangkan jalur perjalanan wisata dengan paket menarik.

Tantangan / T
Strategi S/T
Strategi W/T
·         Kawasan Borobudur dan sekitarnya mempunyai popularitas yang lebih baik.
·         Degradasi hutan mengancam kelestarian obyek wisata air terjun dan kawasan TN G.Merbabu.
·         Perlu kerjasama dengan kawasan wisata daerah lain dan lembaga kepariwisataan agar dibuat paket wisata yang menarik.
·         Pembinaan masyarakat sedini mungkin terhadap kesadaran menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.
·         Meningkatkan hubungan yang lebih reat dengan instansi kebudayaan dan prasarana wilayah.
·         Meningkatkan perhatian masayrakat, swasta, tentang ekowisata.


KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Kawasan ekowisata di DAS Pabelan Hulu pada dasarnya memiliki potensi ekowisata potensial yang bisa dikembangkan, dengan variasi dayatarik berupa wisata alam, budaya dan perdesaan.
2. Perkembangan kepariwisataan khususnya di Kec. Sawangan, Kabupaten Magelang belum mendapat sentuhan yang optimal sesuai dengan kaidah kepariwisataan, demikian pula dengan akses dan kemasannya.
3. Obyek dan lokasi ekowisata di Kawasan DAS hulu Pabelan menyebar tetapi jaraknya cukup dekat.
4. Faktor yang berpengaruh menghambat pertumbuhan dan pengembangan pariwisata  di kawasan ini anatra lain : keterbatasan mutu SDM masayrakat dan Pemerintah, rendahnya minat investor, aksesibilitas terganggu karena meupakan jalur pertambangan material, fasilitas kepariwisataan dan keterbatasan akses komunikasi dan informasi.

Rekomendasi
1.  Kegiatan pengembangan kepariwisataan sesuai dengan harus sesuai dengan tahapannya dan melibatkan masyarakat
2. Peningkatan mutu obyek wisata melalui kesiapan fasilitas sesuai dengan standar kepariwisataan
3.  Menjalin hubungan yang sinergi antar lembaga pemerintah maupun swasta
4.  Meningkatkan event-event budaya lokal dan olahraga yang mendukung kepariwisataan sesuai dengan daya dukung setiap lokasi.

Daftar Pustaka
Chafid Fandeli. 2001. Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty
Desa Banyuroto. 2012. Wisata Dusun Sobleman. Diakses dari (http://pojokwisatabanyuroto.wordpress.com/) tanggal 11 April 2014.
Dinas Kehutanan Prov Jawa Tengah. 2013. Taman Nasional G Merbabu. Diakses dari http://dinhut.jatengprov.go.id/en/kehutanan-jawa-tengah/taman-nasional-merbabu/ tanggal 11 April 2014
Dinkes Sawangan. 2012. Profil Sawangan. Diakses dari http://dinkes.magelangkab.go.id/demo/pages/sawangan-i tanggal 11 April
GPS. 2013. Desa Wisata Wonolelo Sawangan. Diakses dari. http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2013/08/desa-wisata-wonolelo-sawangan-magelang.html tanggal 11 April 2014.
Iskandar, dkk. 2004. Survei Potensi Ekowisata di Kabupaten Dairi. USU Digital Library
Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jateng Promo. 2013. Ketep Pass dan Kedung Kayang. Diakses dari http://www.jatengpromo.com/promo/21  tanggal 11 April 2014.
Nur Emma dan M Nurdin R. 2011. Pemetaan Potensi Ekowisata di Taman Nasional Baluran. FISIP UNAIR.
Janation Damanik dan Helmut F Weber. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset

Powered by Blogger.