Sup Senerek
Apa Itu Senerek ?
Jenis makanan ini, semula tidak familiar. Bahkan selalu ada pertanyaan: apakah
itu? Namun pecinta wisata kuliner, sekarang mulai banyak yang
memburu ke Magelang, tempat asal makanan yang khas di kota bukit Tidar ini. Rasanya
gak greget, bila berkunjung ke Magelang, tanpa menikmati
sup yang segar itu.
Sup Senerek, sebenarnya adalah
kuliner peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda dahulu. Senerek
berasal dari Bahasa Belanda, Snert, yang berarti kacang polong
(erwten). Sup ini menjadi familiar di Magelang, karena mungkin lembah
Tidar yang sejuk ini merupakan salah satu kota peninggalan orang
Belanda, zaman dulu. Sehingga juru masak di Magelang, diajarin masak sup
kacang polong (Erwtensoep) yang memang sangat digemari masyarakat Negeri Kincir
Angin tersebut. Lidah orang Magelang dengan fasih, 'mengubah' kata
snert menjadi senerek. Otak-atik dengan komponen dan bumbu
lokal, menjadikan sup senerek isi kacang merah dan aneka sayur yang kita kenal
sekarang. Sehingga, meski sangat berbau Belanda, namun sup senerek dibuat
dengan bahan dan cita rasa lokal. Konon di Manado ada makanan sejenis yang
disebut Brenebon atau Bruineboen, tapi menggunakan daging babi.
Kapan Senerek itu
dipopulerkan ?
Senerek ini sebenarnya sudah ada sejak
zaman belanda menjajah Indonesia. Orang Belanda sangat menggemari makanan ini
karena sup ini kaya akan rempah-rempah indonesia. Rasa sup ini sedikit agak
panas cocok dengan lidah mereka. Masakan ini belum disebutkan dalam sumber
manapun siapa penemunya dan dimana. Namun banyak sumber meyakini sebagai
warisan peninggalan zaman Belanda.
Bila ditilik sekarang ada warung
tertua yang ada di Kota Magelang yang menyajikan sebagai menu utamanya yaitu
“warung senerek Bu Atmo”. Berdiri sejak tahun 1967 mungkin bisa diyakini Bu
Atmo tersebut diyakini sebagai orang yang pertama kali mempopulerkan.
Dimana Saja Senerek itu
ditemukan?
Sebenarnya sekarang sudah banyak
ditemukan berbagai warung-warung senerek yang ada dipinggir-pinggir jalan area
Magelang, Yogya, Solo, dan sekitarnnya. Bahkan semua ibu-ibu pun dapat
membuatnya sendiri dirumah karena mudah sekali resepnya dari warisan ibu-ibunya
terdahulu. Pada zaman sekarang di area serba IT penyebaran resep dimungkinkan
dapat diterima diseluruh Indonesia bahkan didunia karena bahan-bahannya mudah
untuk didapat tidak ada bahan khusus lagi. Kalau ditanyakan tentang kekhasan
daerah masing-masing tentang senerek ini rasanya yang paling khas ya ada di
Kota Magelang.
Mengapa ada di Magelang
?
Dari Sejarahnya kota Magelang pernah
menjadi Ibu kota Karisidenan Kedu yang membawahi terdiri atas : Temanggung,
Wonosobo, Purworejo, Kebumen, serta Gombong. Sebagai bukti bahwa itu terdapat
peninggalan bangunan Belanda yang tersebar di Kota Magelang. Selain itu Kota
ini Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti : Sindoro, Sumbing,
Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah
bukit kecil ” Bukit Tidar ” di jantung kota dengan ketinggian ± 500 m dari
permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk. Sangat dimungkinkan Belanda
mempusatkan Kepemerintahannya diarea Kedu disini. Dari situlah perkembangan
terkait berbagai sendi kehidupan dan termasuk makanan juga berkembang cepat.
Didukung juga memiliki tanah yang subur cocok untuk pertanian kala itu sehingga
kaya akan sayur mayur. Sehingga senerek itu sering dijuluki makanan warisan
dari zaman penjajahan Belanda yang khas Magelang.
Mengapa harus Senerek ?
Keistimewaan SUP Senerek
Bahan utama untuk membuat
sup ini adalah kacang merah dan potongan iga sapi. Proses memasak sup senerek
tidak jauh berbeda dengan sup kebanyakan lainya. Hanya saja sup senerek
membutuhkan waktu yang agak lama. Hal ini dikarenakan proses pengempukan kacang
merah dan iga sapi yang butuh waktu. Biasanya para pemasak merebus kacang merah
dan iga sapi dahulu sebelum di campurkan di kuah yang utama.
Semakin lama memasak, kuah
atau kaldu yang dihasilkan akan semakin lezat dan rasa bumbu-bumbu menyatu.
Kadang bila dimasak sendiri pemanasan sesudah yang pertama jauh lebih lezat
dari pertama kali dimasak.
Bagi konsumen yang mengalami
gejala flu, sup ini sangat bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan sup
senerek kaya akan protein dan vitamin yang diperlukan bagi kekebalan tubuh.
Apalagi jika ditambahkan dengan sedikit sambal atau kecap, sensasi rasa sup
senerek dijamin membuat lidah ketagihan.
Resep membuat sup senerek
Bahan:
350 gram
daging sapi, potong dadu
400 gram
kacang merah, rendam semalaman
1 – 1,5 liter
air (800 ml untuk merebus daging, sisanya untuk merendam/presto kacang)
3
buah kentang, potong dadu
4
buah wortel ukuran
sedang, potong tipis
2 batang
daun bawang, iris halus
4 batang
seledri, iris kasar
2 bh
tomat iris sesuai selera
5 butir
cengkeh (bila suka)
3 buah
pala
3 – 4 sdt
merica
garam secukupnya untuk mempertajam rasa, gula sedikit
untuk rasa gurih
kaldu ayam bubuk bila suka (dalam hal ini aku gunakan
Masako yang rasanya lebih soft, jadi rasa dagingnya nggak hilang)
bawang goreng sebagai taburan
Cara Memasak:
-
Rebus kacang merah hingga empuk (presto bila perlu), jangan buang air sisanya
(sari kacang merah)
-
Haluskan pala dan mrica, masukkan dalam rebusan daging
-
Masukkan potongan daging sapi, masak sampai daging berubah warna (jika ingin
daging lebih cepat empuk, bisa di rebus terpisah, gunakan kaldunya sebagai kuah
kaldu sop)
-
Masukkan kentang dan wortel, tunggu hingga empuk
-
Masukkan kacang merah, dan air sari kacang merah. Masak dengan api kecil.
-
Beri bumbu-bumbu, garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa jika suka
-
Masukkan irisan tomat, daun bawang, seledri.
-
Masak hingga daging dan kacang merah empuk dan seluruh rasa menyatu, taburkan
bawang merah goreng. Angkat dan sajikan.
Tips. Masak satu hari sebelum disajikan lebih enak.
Dapat pula ditambah iga, agar lebih special lagi iga dapat di bakar atau di
goreng terlebih dulu agar terkesan krispy..
agar kacang lunak, kacang direndam selama semalaman.
bisa juga menggunakan kacang merah basah biar cepat
empuk.
Kesimpulan
: Senerek adalah kuliner
peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda dahulu.Sup ini menjadi sangat
familier di Magelang, karena mungkin lembah Tidar yang sejuk ini
merupakan salah satu kota tetirahan orang Belanda, zaman dulu. Juru
masak di Magelang, diajari masak sup Otak-atik dengan komponen dan bumbu
lokal, menjadikan sup senerek isi kacang merah dan aneka sayur yang kita kenal
sekarang. Sehingga, meski sangat berbau Belanda, namun sup senerek dibuat dengan
bahan dan cita rasa lokal. Juga ada warung yang telah lama menyajikan menu
utamanya senerek ini yaitu warung senerek Bu Atmo.